Jayapura, nirmeke.com – Ciska Abugau ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) meminta Kapolda Papua sebagai penanggung jawab keamanan di Papua untuk profesional menangani eskalasi konflik di tanah Papua terutama di daerah konflik antara TNI-Polri dan TPNPB OPM.
Hal tersebut disampaikan Ciska Abugau, ketua Pokja Perempuan MRP dalam Rapat Koordinasi MRP bersama Polda Papua dan Pangdam Cendrawasih, Kamis (28/10/2021), kemarin.
Ia mengatakakan banyak persoalan kekerasan yang terjadi di atas tanah Papua, salah satunya di Intan Jaya, beberapa hari lalu terjadi penembakan yang di lakukan oleh anggota TNI-Polri terhadap anak kecil yang berusia dua tahun.
“Terima kasih Kapolda yang sudah menagani masalah yang terjadi di Intan Jaya, bukan berarti dengan menagani itu sudah mengurangi tetapi malah bertambah di lakukan oleh anggota bapak disana, bila terus terjadi kama masyarakat Intan Jaya yang sisah bisa habis. Kapolda dan Pangdam pasti sudah tahu akar persoalannya,” tegas Ciska Abugau.
Lanjutnya, kekerasan terhadap warga sipil di daerah konflik terus meningkat terutama di wilayah pegunungan yaitu Nduga, Intan Jaya, Puncak, hingga kali ini Kiwirok Pegunungan Bintang.
“Untuk Yahukimo dan Yalimo itu persolan Politik tetapi untuk Nduga, Intan Jaya, Puncak ini daerah yang masalahnya tidak bisa di selesaikan ka?, kemarin anak saya di bunuh persoalan orang besar tapi yang korban anak yang tidak berdosa, begitu mamanya berteriak kepada saya, saya tidak punya daya lagi untuk berbicara, hanya pada Tuhan saja kami serahkan persoalan. Satu sudah meninggal dan satu masih dalam perawatan medis di Timika peluru masih ada di dalam perut, perintah seperti apa yang Kapolda sampikan kepada anggota bapak di Intan Jaya, Kapolres, Kapolsek di sana seperti apa?,” tanya Ciska ke Kapolda Papua.
Lanjutnya, pihak Koramil dan Kapolres di Intan Jaya seakan-akan melepas tanggung jawab atas penembakan yang terjadi pada dua anak kecil, padahal penembakan ini dilakukan oleh anggota Koramil yang masuk ke pemukiman masyarakat saling kontak senjata dengan TPNPB OPM hingga mengenai anak kecil.
“Setelah kena tembak mereka mau bawah ke puskesmas tapi trauma karena kejadian sebelumnya ada anak adik kaka yang di siksa dan di bunuh di Puskesmas, dan kejadian seperti ini bikin trauma masyarakat kalau TNI yang bertugas dengan moto mengayomi masyarakat malah berbuat begitu kalau seperti ini terus kepada siapa kami harus mengadu kalau bukan ke bapak Kapolda,” tutur Abugau.
Lanjutnya, negara harus jujur atas eskalasi kekerasan yang terjadi di Papua khususnya di Intan Jaya dan Nduga, ini persoalan investasi Blok Wabu atau masalah lain, mari duduk bersama dengan rakyat karena persoalan ada di sana untuk menjawab Papua tanah damai.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri menyampiakan permohona maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya di Intan Jaya, dimana dua anak berusia dua tahun menjadi korban dari senjata anggota keamanan.
“Saya minta maaf atas kesalahn dari prajurit kita, itu benar sampai tiga hari ini kita di ganggu terus itu dampak dari kontak tembak dengan saudara-saudara kita yang berseberangan pendapat,” ujarnya.
Lanjut Kapolda, semua pihak menginginkan Papua tanah damai, pihaknya ingin mendengar semua masukkan dari semua pihak terutama para kepala daerah (bupati) di wilayah konflik untuk menjaga keamanan bersama di tanah Papua.
“Kami lihat tiga hari terakhir ini intensitas kejadian naik di Intan Jaya, namun tentunya kami berusaha untuk melakukan penanganan secara hati-hati,” kata Kapolda.
Lanjutnya, Polda Papua bersama Panglima TNI meminta agar anggota yang bertugas sudah di instruksikan agar tidak perlu merespon berlebihan.(*)