Jayapura, nirmeke.com – Wakil Ketua I Majelis Rakyat Papua atau MRP, Yoel Luiz Mulait meminta Pemerintah Provinsi Papua segera membangun kembali Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Tomohon, Sulawesi Utara, yang terbakar pada 2019 silam. Permintaan itu disampaikan Mulait pada Selasa (24/8/2021), seusai mengunjungi asrama itu.
Mulait menjelaskan ia telah mengunjungi Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Tomohon pada Senin (23/8/2021). Mulait menyatakan dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Utara itu ia bertemu para mahasiswa asal Papua yang tengah berkuliah di Manado, Tomohon, dan Tondano, dan mendengarkan berbagai keluhan mereka.
“MRP meminta Pemerintah Provinsi Papua segera membangun Asrama Kamasan VIII Tomohon yang terbakar tahun 2019. Kondisi asrama yang lain [juga] perlu renovasi ringan,” kata Mulait.
Mulait menyatakan ia telah memberitahukan kondisi Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII Tomohon kepada Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun. “Saya sedih melihat generasi muda Papua belajar tinggal di asrama yang sangat tidak layak karena bekas terbakar. Saya telah sampaikan pesan WhatsApp kepada Pak Ridwan Rumasukun. Semoga [perbaikan asrama itu] menjadi prioritas tahun 2022,” ujarnya.
Menurutnya, Asrama Mahasiswa Kamasan V Manado, baik asrama putra maupun asrama putri, juga membutuhkan renovasi ringan. Ia menyatakan banyak ruangan di bangunan Asrama mahasiswa Kamasan V Manado yang telah rusak, sehingga membuat para mahasiswa tidak nyaman.
Jefri A. Kosho, ketua Asrama Kamasan V Manado, mengatakan mahasiswa mengeluhkan fasilitas gedung asrama kamasan Tomohon yang tidak layak huni bagi mahasiswa yang belum di rehap pasca terbakar pada tahun 2019 silam.
“Pemprov Papua sudah berjanji akan membangun asrama namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan di bangun, sehingga kembali lagi kami pertegas segera pemprov Papua dan Papua Barat segera bangun asrama karena ini aset bersama mahasiswa Papua dan Papua Barat,” tegasnya.
Sementara itu ketua Asrama Kamasan VIII Tomohon Aput Kosay, meminta keseriusan pemerintah untuk kembali melihat aset yang agar bisa di gunakan lagi oleh mahasiswa Papua yang kuliah di kota studi Manado.
“Kami ini aset SDM Papua yang tinggal menempuh pendidikan di kota Tomohon, namun asrama kami sungguh tidak layak dihuni karena atap yang bocor dengan fasilitas seadanya. Kami tidak punya pilihan lain, terpaksa harus tinggal disini, dan kami dengan inisiatif telah ajukan proposal ke Pemprov Papua untuk pembangunan asrama, tapi belum ada tindak lanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu Natalia Vortisia Kakuna, ketua Asrama Putri Kamasan Tondano meminta agar perhatikan Pemprov Papua melalui pembangunan asrama Kamasan VIII Tomohon dan juga banyak fasilitas yang sudah tidak layak huni.
“Seperti asrama Kamasan Tondano baik putra dan putri yang harus di perhatikan misalnya WC dan kaca-kaca juga ada sejumlah ruangan yang sudah rusak karena telah dimakan usia yang perlu direnovasi segera,” katanya.
Sedangkan Wilson Itlay, ketua Ikatan Mahasiswa Papua (IMIPA) di Manado meminta agar perhatian serius oleh Pemprov Papua untuk memperhatikan keberadaan mahasiswa-mahasiswi di kota studi Manado.
“Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat jangan berpikir setelah menyiapkan sarana asrama itu sudah cukup tanpa berpikir makan dan minum bagi mahasiswa setiap bulan, apalagi situasi pandemi Covid-19 saat, ada banyak mahasiswa yang sakit karena tidak makan, ini tanggungjawab siapa?, karena kami adalah aset SDM Papua, tolong perhatikan kami,” tegas Wilson. (*)