Jayapura, nirmeke.com – Solidaritas Mahasiswa Peduli Pembangunan Masyarakat Jayawijaya terus melakukan kajian dan turun lapangan menemui masyarakat menanyakan rencana pembangunan jalan lingkar Lukmen di Wamena, kabupaten Jayawijaya.
Aluis Himan, ketua tim Solidaritas Mahasiswa Peduli Pembangunan Masyarakat Jayawijaya, mengatakan, tim sudah turun ke daerah dan sedang melakukan kajian lapangan selama dua minggu ini.
“Dalam dua minggu ini tim bertemu masyarakat di tingkat distrik untuk mendengar langsung tanggapan mereka terkait jalan lingkar Lukmen. Dari hasil sosialisasi dan kunjungan itu, sebanyak 13 distrik yang ada di Wamena menolak adanya jalan lingkar Lukmen,” ujarnya.
Selain masyarakat pemilik hak ulayat mengaku tak tahu menahu soal rencana pembongkaran jalan lingkar Lukmen, imbuh Aluis, masyarakat juga menegaskan perencanaan dan persetujuan pembongkaran jalan disepakati sepihak tanpa melibatkan pemilik hak ulayat.
“Mereka yang setuju ini oknum kepala distrik, kepala desa dan LMA distrik, bukan masyarakat asli pemilik hak ulayat. Pada saat kami sosialisasi dan lakukan pendekatan ke para tetua (kepala suku) dan pemuda dari 13 distrik sampaikan seperti itu,” katanya.
Karena itulah masyarakat dari 13 distrik bersepakat menolak jalan lingkar Lukmen di Wamena. Menurut mereka, lanjut Himan, terlalu banyak dampak negatif yang akan terjadi pada masa mendatang.
“Dampaknya seperti pembongkaran tempat keramat, lokasi kebun akan tergusur, pemukiman warga non Papua akan banyak di sepanjang jalan lingkar Lukmen, konflik horizontal pasti akan terjadi di antara klan atau suku memperebutkan hak atau batas wilayah, dan juga adanya pos-pos TNI dan Polri di setiap titik dengan alasan pengamanan yang nantinya mempersempit ruang gerak dari masyarakat asli,” beber Himan.
Sementara itu, Albert Kalolik, ketua Himpunan Mahasiswa Pelajar Jayawijaya (HMPJ) kota studi Jayapura menambahkan, sosialisasi dan kajian terkait jalan lingkar Lukmen tersebut tindak lanjut dari pertemuan zoom metting mahasiswa Wamena se-dunia yang diadakan beberapa waktu lalu menyikapi kehadiran rencana pembangunan jalan lingkar Lukmen di Wamena.
“Dari sosialisasi dan kajian selama dua minggu di Wamena bersama masyarakat, hasilnya sudah jelas-jelas masyarakat menolak adanya pembangunan jalan lingkar Lukmen,” tegasnya.
Dalam pertemuan, kata Albert, masyarakat setempat meminta Pemkab Jayawijaya untuk segera merealisasikan perehapan jalan yang sudah ada sebelumnya dikerjakan menggunakan dana APBD kabupaten Jayawijaya agar jalan tersebut diaspal kembali untuk digunakan masyarakat setempat.
“Kesepakatan sepihak ini dapat merugikan masyarakat, tanpa sepengetahuan mereka, tanah dan dusun mereka dibongkar untuk buat jalan, nyatanya banyak dari mereka tidak tahu soal jalan lingkar Lukmen dan mereka menolaknya,” kata Albert.
Albert menambahkan, kepala LMA Jayawijaya belum tahu soal pekerjaan jalan lingkar Lukmen, sehingga diduga sepihak dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Bupati Jayawijaya, dan para kontraktor anak Balim yang dapat proyek jalan lingkar tersebut. (*)
Sumber: Suara Papua