Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Mahasiswa Jayawijaya Minta Penanganan Covid Tidak Dijadikan Lahan Bisnis
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Mahasiswa Jayawijaya Minta Penanganan Covid Tidak Dijadikan Lahan Bisnis

Mahasiswa Jayawijaya Minta Penanganan Covid Tidak Dijadikan Lahan Bisnis

admin
Last updated: July 17, 2021 12:35
By
admin
Byadmin
Follow:
4 years ago
Share
3 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com – Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Jayawijaya (HMPJ) di Kota studi Jayapura meminta pemerintah daerah tidak menjadikan penanganan Covid sebagai lahan bisnis.

Iklan Nirmeke
Ad image

Albert Kalolik, Ketua HMPJ mengaku prihatin dengan meningkatnya penyebaran covid-19 di Papua, secara khusus di Kab. Jayawijaya, Papua. Dia menilai tim Satgas Covid-19 Jayawijaya main-main dengan bertambahnya pasien Covid di Wamena.

“Kenaikan angka pasien Covid-19 yang terjadi di posko Covid bandara udara Wamena perlu di pertanyakan. Karena penumpang yang naik pesawat dari Jayapura ke Wamena semua dirapid test di Sentani dan hasilnya non reaktif/negatif namun sesampai di Wamena Reaktif positif Covid-19,” kata Albert.

Ia menduga ada permainan untuk penanganan covid-19 dijadikan lahan bisnis. Untuk itu dia meminta Pemkab Jayawijaya segera menyikapi persoalan angka kenaikan ini dengan benar sesuai aturan yang diberlakukan dan tidak menjadikan lahan bisnis.

“Mahasiswa menilai bahwa kehadiran Covid-19 khususnya di kabupaten Jayawijaya telah menjadi lahan bisnis karena kedapatan kasus OTT dugaan pungli kepada calon penumpang di pemeriksaan rapid tes di Sentani Tanggal 23 Oktober 2020 oleh Kapolda Papua, namun kasus ini belum tuntas diselesaikan sampai saat ini,” katanya.

Mahasiswa Jayawijaya, mendesak kapolda Papua untuk dapat segera menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu dekat. Mereka berharap semua pihak di Provinsi Papua dari tingkat provinsi hingga kabupaten kota sungguh-sungguh bekerja untuk penanganan COvid-19.

“Kami menolak usulan Pemkab Jayawijaya untuk membuka kembali Posko Covid-19 di Sentani, sebelum kasus dugaan pungli kepada calon penumpang di bandara Sentani pada tanggal 23 Oktober 2020 di selesaikan,” tegas Albert.

Mahasiswa juga meminta pemerintah lakukan lockdown total di bandara udara Wamena dari penumpang pesawat hingga pengiriman barang serta akses masuk lainnya ke kabupaten Jayawijaya. Tetapi, pembatasan harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, produktifitas kerja, dan ibadah serta pemenuhan dasar masyarakat, sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

“Kami meminta pemerintah Lokdown total dari pengiriman barang sampai tempat perkumpulan orang banyak, Ruko, kios dan lainnya semua di tutup total,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berencana menutup Bandara Wamena untuk aktivitas penerbangan penumpang. Alasannya karena angka kasus Covid-19 semakin meningkat setiap harinya.

Sementara itu, Bupati Jayawijaya, Jhon Banua mengatakan, penutupan bandara merupakan solusi yang akan dilakukan. Sebab selama ini lebih banyak pasien positif dari hasil pemeriksaan di bandara.

“Untuk antisipasi, satu-satunya kita akan coba tutup penerbangan penumpang dua pekan,” kata Jhon di Kota Wamena, Papua, Kamis (8/7/2021).

Iklan Nirmeke
Ad image

Kasus dari Bandara Wamena, kata dia, di antaranya 14 penumpang positif dari Jayapura yang dikabarkan sudah melakukan pemeriksaan. Namun saat diperiksa, mereka terdeteksi sebagai carrier Covid-19. (*)

 

Sumber: Suara Papua

Related

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article KAP Papua Beri Modal Usaha dan Meja Jualan Untuk Mama-mama Papua
Next Article Omong Kosong Otsus Papua: Rakyat Tetap Miskin Kekerasan Jalan Terus
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

YLBHI Papua Pertanyakan Peran KemenkumHAM di Tengah Konflik Bersenjata di Papua
Polhukam Tanah Papua
2 days ago
Surat Terbuka GMNI Jayawijaya: “Orang Wamena Bukan Teroris”
Headline Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Darakma Keluarkan Pernyataan Sikap untuk Warga Sipil di Wamena
Polhukam Tanah Papua
3 days ago
Kapitalisme Kolonial dan Penjajahan Baru di Tanah Papua
Artikel Catatan Aktivis Papua
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?