Jakarta, nirmeke.com – Bertemu pimpinan ketua umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) di Jakarta, Majelis Rakyat Papua (MRP) meminta gereja-gereja di Indonesia harus bersuara untuk umat Tuhan di tanah Papua.
Timotius Murib, ketua Majelis Rakyat Papua saat melakukan kunjungan silaturahmi meminta PGI dapat berbicara ke pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan masalah Papua dengan bermartabat, melihat orang asli Papua sebagai ciptaan Tuhan.
“Hampir sebagian besar di tanah Papua yaitu umat kristiani, apa yang MRP bawah dan sampaikan ini beban umat Tuhan yang ada di tanah Papua,” katanya.
MRP Papua berharap PGI Dapat memfasilitasi MRP bertemu presiden Jokowi sebelum pembahasan perubahan UU Otsus Papua karena masalah di Papua bukan Otsus tapi masalah kemanusiaan yang harus duduk bersama untuk di bahas.
Yoel Luiz Mulait wakil ketua I MRP juga menambahkan MRP ingin menyampaikan aspirasi rakyat Papua kepada presiden Jokowi karena MRP membawa beban umat Tuhan yang ada di Papua.
“Masalah Papua tidak akan selesai (redam) dengan perubahan dua pasal di Otsus karena Otsus itu seperti darah dan air mata, sehingga presiden harus bijak dalam mengambil keputusan bila ingin menyelesaikan persoalan Papua secara damai,” harapnya.
Benny Sweny ketua tim rancangan perubahan UU Otsus juga mengatakan pelanggaran HAM dan kekerasan terus meningkat di era Otsus. Dan bila perubahan ini terus dipaksakan, Otsus ini untuk siapa? Tanpa melihat dan mendengar aspirasi serta keinginan dari rakyat Papua itu sendiri.
“MRP ingin masalah-masalah kemanusiaan ini dapat diselesaikan dengan jujur, adil dan serius agar rakyat Papua juga bisa merasakan bahwa negara juga melindungi dan memperhatikan mereka,” ungkapnya.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom meminta revisi Undang-undang Otonomi Khusus atau UU Otsus Papua tak hanya bicara soal anggaran. Ia melihat ada banyak amanat UU tersebut yang tak dihiraukan.
“Seperti penyelesaian pelanggaran HAM berat masa lalu, pembentukan Komnas HAM Papua, dan pembentukan komisi kebenaran rekonsiliasi,” kata Gomar lewat keterangan tertulis pada Sabtu, 12 Juni 2021.
PGI Juga berharap Majelis Rakyat Papua (MRP) dari 5 wilayah adat dapat mempersatukan gereja-gereja di Papua agar kita sama-sama bersuara untuk masalah Papua.
Sekretaris Umum PGI, Jacky Manuputty mengatakan gereja seharusnya dilibatkan dalam membicarakan Papua. Sehingga, gereja akan terus mendukung penyelesaian masalah Papua secara menyeluruh dengan penuh martabat.
Jacky kecewa karena berbagai institusi hanya membangun narasi dan berbicara tentang apa yang telah dilakukan untuk Papua, tanpa pernah berpikir sebagai bangsa besar untuk mengakui bersalah dan memohon maaf pada Papua.
PGI berpendapat penyelesaian masalah Papua haruslah dari hati, kejujuran dan keseriusan, melalui pendekatan kultural dan kemanusiaan, sebagaimana berkali-kali diungkapkan oleh Presiden. (*)
Sumber: TEMPO.CO
Editor: Aguz Pabika