SOLIDARITAS RAKYAT PAPUA SAVE L.E JILID 2
Air susu dibalas dengan air tuba, itu pribahasa yang pas untuk menggambarkan perbuatan seorang Dance Yulian Flassy, Sekda Papua yang disambut dengan pelukan kasih dan hangat oleh Gubernur Lukas Enembe pada pada Maret 2021 di Gedung Negara Dok 5 Jayapura tetapi ia menusuk Gubernur Lukas Enembe dari belakang bahkan tindakannya dipandang sebagai Kudeta pada Pemerintahan sipil yang Legitimit.
Rakyat Papua terkaget bagaikan disambar petir pada siang bolong! Tanpa di duga sebelumnya, tanpa juga meminta pertimbangan dan atau melaporkan kepada Gubernur Papua, pada 24 Juni 2021 dengan nomor surat 121/7136/SET ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri. Sebagai tanggapan, pada hari yang sama Dirjen Otonomi Daerah atas nama Menteri Dalam Negeri Mengeluarkan Surat Nomor T.121. 91/4124/OTDA perihal menugaskan Sekda Provinsi Papua sebagai Pelaksana Tugas sehari-Hari Gubernur Papua. Tanggapan begitu cepat Dirjen Otda pada hari yang sama menanggapi surat Sekda Papua patut dipertanyakan.
Kami, sebagai orang adat dan orang beriman, kami memandang bahwa apa yang telah dilakukan oleh Sekda Papua dan Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri atas nama Mendagri telah memperlihatkan sikap haus akan kekuasaan, tidak tau adat dan ketidak-keberadaban. Berikut ini kami tegaskan beberapa fakta berikut ini:
- Papua Masih Berduka atas kepergian salah satu Putra terbaik Wakil Gubernur Papua, bapak Klemen Tinal. Sesuai adat dan ajaran agama kami, belum memasuki 40 hari kepergian bapak Klemen Tinal.
- Bapak Gubernur masih hidup dan sedang berobat. Semestinya sebelum Pak Sekda pada 24 Juni 2021 Mengirim surat kepada Mendagri seharusnya meminta pertimbangan kepada Gubernur Papua sebagai atasan langsung. Namun tanpa bertanya dan secara diam-diam berlaga sebagai pencuri telah kirim surat kepada
- Pak Sekda, kami telah dengar bahwa Anda mengambil nomor surat kepada staf Biro umum dan protokol secara sembunyi-sembunyi. Tanpa menyampaikan tujuan dan alamat surat. Saat staf tanyakan maksud surat, Bapak Bilang ini surat “Rahasia”. Hebat juga Bapak bisa tipu staf sendiri untuk tujuan licik.2
- Kami beranggapan bahwa apa yang Bapak Sekda lakukan kepada Gubernur Papua adalah Kudeta kekuasaan sipil. Merebut kekuasaan dengan cara licik dan tidak beretika, ber-adat dan ber-adap. Bapak lupa bahwa Gubernur Enembe selama dua periode dipilih langsung oleh rakyat dan selalu menang mutlak. Lantas pertanyaan rakyat hari ini adalah Anda siapa? Hebat juga Anda dengan cara licik menipu dan mengkudeta Gubernur Papua. Tindakan yang Anda lakukan adalah pelecehan terhadap 2 juta rakyat Papua yang memberikan suara kepada Gubernur Enembe sejak 2013.
- Disebutkan Surat dari Mendagri tetapi mengapa ditandatangani oleh DirJen Otda Kemendagri kemudian Pak Mendagri hanya disampaikan sebagai tembusan surat sama seperti kepada : MENKOPOLHUKAM, MENSEKNEG, SESKAB, Ketua DPR Papua dan Ketua MRP Papua.
- Sejak Bapak di lantik oleh Mendagri pada 2 Maret 2021 di Jakarta, selama tiga bulan Bapak menjabat Sekda, banyak kebijakan dan stagmen yang bertentangan dengan tupoksi Anda sebagai SEKDA Papua. Stagmen Bapak mengenai ‘mendukung penuh terhadap pemekaran Papua Selatan, mendukung keberlanjutan Otonomi Khusus dan sejumlah kebijakan dan stagmen lainnya memperlihat bahwa Anda sedang perlu bapak ketahui bahwa yang rakyat Papua memilih secara politik adalah Gubernur Papua bukan Saudara.
- Jujur kami sampaikan bahwa rakyat Papua sudah kenal siapa Bapak, sejak menjadi Sekda di salah satu Kabupaten di Pegunungan dan Kepala Burung. Sikap dan kebijakan yang tidak beretika untuk yakinkan penguasa Jakarta dan menipu penguasa Lokal serta tinggalkan tugas kemudian menetap di kota telah lama menjadi buah bibir rakyat Papua khusus tempat Bapak memimpin.
- Rakyat juga patut menduka Anda bermain untuk menjadi Sekda Papua dengan mengalahkan nomor urut satu, Bapak Doren Wakerkwa dan nomor urut dua Bapak Wasuok Siep.
- Rakyat Papua juga mencurigai permainan Bapak untuk meyakinkan lingkaran istana dan Kemendagri sehingga bisa di lantik oleh Mendagri pada 2 Maret 2021 di Jakarta.
- Sebagaimana sub judul dari pernyataan ini, kami kembali tegaskan bahwa bapak lupa dengan pepatah klasik “sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat Pasti Jatuh Juga.” Benar adanya dan telah terbukti hari ini.
- Dengan cara yang tidak beretika, tidak ber-adat, ber-adab engkau hari ini hendak menusuk Seorang Lukas Enembe dari belakang. Engkau lupa bahwa dengan hati 3 kasih Bapak Lukas Enembe memeluk dan menerimamu di Gedung Negara dok 5 untuk membantunya kemudian meminta pak Doren Wakerkwa supaya mundur dan kembali kepada Jabatan Asisten 1 Provinsi Papua.
- Kami mesti tanyakan Bapak, apakah inikah cara Anda membalas pelukan Kasih Bapak Lukas Enembe? Ingatlah bahwa seekor hewan saja mengetahui tuannya dan tau bagaimana menyampaikan Ucapan Terima Kasih.
Berlandaskan beberapa fakta sebagaimana kami ungkapkan ini, kami rakyat Papua yang tergabung dalam Solidaritas Save LE Jilid 2, menyatakan sikap:
- Segera Bapak Sekda Papua dan Dirjen Otonomi Daerah Meminta Maaf kepada Gubernur dan Rakyat Papua secara terbuka
- Segera secara ksatria meletakan Jabatan Sekretaris Daerah Papua dan segera meninggalkan Kantor Gubernur Papua.
- Mendesak Menteri Dalam Negeri untuk memberhentikan Dirjen Otonomi Daerah, Akmal Malik dari jabatannya.
- Segera sesuai surat keputusan Gubernur Papua pada pada 21 Juni 2021 untuk mengangkat Pelaksana Tugas Harian Sekda Papua.
- Menyerukan rakyat Papua untuk memobilisasi melakukan mogok kerja dan menduduki kantor Gubernur Papua pada hari Senin 28 Juni 2021.
Demikian pernyataan Sikap kami ini dibuat dengan sesungguhnya untuk ditindaklanjuti.
Terima Kasih.
Jayapura, 25 Juni 2021
Musa Haluk
Penanggung jawab Massa Aksi