Wamena, nirmeke.com – Masyarakat Distrik Musatfak, menagih janji politik Bupati Kabupaten Jayawijaya dalam masa kampanyenya yang pernah memberikan janji tentang peningkatan kualitas jalan dan pembuatan tanggul atau normalisasi kali di wilayah itu.
Herman Kosay, Tokoh Masyarakat Distrik Musatfak Kepada Noken Wene mengatakan salah satu yang paling dibutuhkan masyarakat Distrik Musatfak adalah akses jalan yang menghubungkan Distrik tersebut.
“Satu faktor yang kami masyarakat di sini sangat membutuhkan itu jalan Hom-hom, Moai, Musatfak sampai Silokarno Doga” Ungkap Herman Kosay di Distrik Musatfak, Sabtu, 15/05/2021.
Menurut Herman, Bupati Jayawijaya Jhon Ricard Banua dalam masa kampanyenya perna berjanji bahwa akan segerah memperhatikan peningkatan kualitas jalan tersebut, akan tetapi hingga saat ini tidak perna direalisasikan.
“Pemerintah daerah janji politik itu mereka bilang kami akan lihat tapi ini tinggal dua tahun (masa aktif kepempinan bupati) kapan baru mereka mau buat janji politik yang mereka kasih kepada masyarakat” Tanya Herman yang juga Ketua LMA Distrik Musatfak.
Herman menjelaskan, ketika itu saat kampanye pilkada, calon Bupati Jayawijaya, Jhon Ricard Banua melakukan komunikasi langsung dengan kepala suku setempat dan memberikan janji bahwa jalan akan segerah diperbaiki.
“Pada saat janji politik itu kepala suku musatfak Lasarus Alua dia tanya jawab langsung dengan calon bupati dalam hal ini adalah bapak Ricard Jhon Banua waktu kampanye di Holima. Jadi kalo bisa pemerintah sisa waktu ini mereka harus kerja, ini harapan kami” kata Herman.
Pantauan Noken Wene di lapangan, jalan ke distrik Musatfak memang rusak cukup parah sejak lama, berlubang dan banyak yang tergenang air.
Beberapa waktu lalu pemerintah suda mulai melakukan penimbunan beberapa ruas jalan dari arah Moai, akan tetapi belum sampai ke kantor Distrik Musatfak dan beberapa wilayah sekitarnya.
“Menyangkut jalan ini sangat kami mengharapkan agar pemerintah juga tetap mendukung kami, itu harapan kami. Di distrik ini untuk soal jalan kami tidak punya kekuatan artinya sumber dana tidak ada” kata Kepala Distrik Musatfak, Anton Hubby.
Selain itu lebih Jauh Herman Kosay mengatakan, masyarakat juga masih menantikan janji politik tentang pembuatan tanggul atau normalisasi kali yang sering menyebabkan banjir yang berdampak pada tergenangnya lahan perkebunan warga.
“Maksudnya minta buat tanggul atau normalisasi kali tapi sampai saat ini belum. Itu memang jawab (bahwa) kami akan buat, tapi kapan buat tinggal dua tahun ini. Sekarang janji itu tagih. Saya selalu tuntut itu terus setiap kunjungan pemerintah. Jawabannya ya ya ya itu yang selalu ada, tapi kapan? Tanya Herman Kosay. (*)
Sumber: NOKEN WENE