Jayapura, nirmeke.com – Tim Peduli Bencana Alam di tiga kampung di distrik Hogio kabupaten Yahukimo merasa diabaikan oleh pemerintah dan masyarakat Papua.
Pemerintah dan masyarakat Papua lebih fokus daerah lain daripada provinsinya sendiri di Papua, dimana tiga kampung Dugumhad, Subsalt dan Sipindipmu terjadi bencana longsor yang menimpa rumah warga, kebun, ternak terseret ke kali Balim.
Hal tersebut dikatakan Walo Ulul Masse ketua posko tim peduli bencana alam di tiga kampung kabupaten Yahukimo di Jayapura. Selasa, (13/4/2021).
Penanganan dan perhatian pemerintah maupun masyarakat Papua terlihat diskriminatif, karena masyarakat di tiga kampung yang terdampak longsor belum memiliki tempat tinggal dan kebutuhan makanan dan pakaian.
“Kejadian selama seminggu sejak 24 Februari hingga 2 Maret 2021, di tiga kampung Dugumhad,subsalt dan Sipindipmu, dari gunung longsor ke bawa kebung, rumah-rumah pertenakan semua di angkat turun di kali Balim, bencana ini di akibatkan oleh hujan deras disertai banjir dan longsor dari gunung,” katanya.
Bencana alam di distrik Hogio kabupaten Yahukimo ini lebih duluan sebelum NTT, tetapi kami tidak bisa buat posko karena bukti foto dan video longsor belum ada di tangang kami,
“Jadi sebelum NTT bencana kami sudah duluan kena musibah maka itu kami bentuk tim pada 30 Februari 2021, Tim peduli bencana alam distrik Hogio kabupaten Yahukimo di kota study Jayapura, poskonya kami tidak bisa buka secara resmi karena memang dokumen fisiknya belum ada di tangang kami, pada 6 April 2021 dokumennya dari kampung sampai di tangan kita,” katanya.
Keterlambatan pengiriman foto dan video bencana alam tersebut karena akses untuk ke tempat longsor jauh harus jalan kaki apalagi ke Wamena sulit karena akses jalan putus hingga bisa di publikasi dokumentasi bencana 6 April 2021.
“7 April posko tim peduli bencana alam di Yahukimo secara resmi buka di Jayapura, dan melakukan aksi galang dana di perumnas III Waena putaran taxi dan 12 April 2021 perdana kami lakukan Pengalangan dana,” katanya.
Pihak kepolisian Heram mengijinkan tim peduli untuk melakukan aksi penggalangan dana selama tujuh hari. Bantuan yang dibutuhkan Sembako, pakean layak pakai dan buku tulis dan buku bacaan dan dana untuk pembangunan rumah warga.(*)
Reporter : Liwan Wenda
Editor : Aguz Pabika