Jayapura, nirmeke.com – Mahasiswa Lanny Jaya mendesak Bupati Befa Jigibalom segera menyebarkan surat undangan pertemuan terbuka ke-39 distrik untuk hadirkan semua masyarakat Lanny Jaya, kemudian tanya per orang mau Otsus jilid 2 dan pemekaran lanjut atau tidak.
Agar statemen bupati bahwa unjuk rasa tolak Otsus dan DOB di Lanny Jaya itu bukan atas nama rakyat dapat dibuktikan di lapangan dan disaksikan oleh seluruh elemen masyarakat kabupaten Lanny Jaya.
Penegasan tersebut dikemukakan Robi Wenda, sekretaris mahasiswa Lanny Jaya sekaligus koordinator mahasiswa Lapago, melalui telepon seluler kepada suarapapua.com, Rabu (31/3/2021).
Robi menilai statemen bupati Lanny Jaya bahwa penolakan Otsus Papua hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa dan oknum pejabat, padahal bupati tidak ada di tempat saat demo tolak Otsus, pemekaran DOB dan penarikan pasukan non organik dari Lanny Jaya.
“Ya, kalau begitu, untuk pastikan betul rakyat Lanny Jaya tolak Otsus, DOB dan militer betul atau tidak, bupati segera keluarkan surat terbuka untuk masyarakat Lanny Jaya dari Beam sampai Kuyawage bersatu baru tanya dorang satu per satu, yang mau Otsus lanjut siapa dan yang tidak siapa? Nanti kita lihat di situ, apa betul oknum DPRD dan mahasiswa yang bermain atau rakyat betul mau tolak Otsus,” tegasnya.
Sebelumnya, Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom menegaskan, unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Lanny Jaya dan oknum ketua dan anggota DPRD Lanny Jaya tidak boleh mengatasnamakan masyarakat Lanny Jaya.
“Demo tolak Otsus di Lanny Jaya dilakukan oleh mahasiswa yang selama ini melakukan unjuk rasa di kota Jayapura. Lalu, kembali melakukan unjuk rasa di Tiom, ibu kota kabupaten Lanny Jaya dan diterima oleh oknum anggota DPRD yang sedang berpolitik. Mahasiswa ini difasilitasi oleh oknum ketua dan anggota DPRD Lanny Jaya yang direkayasa,” kata Befa, Selasa (30/3/2021).
Befa berang karena unjuk rasa mengatasnamakan rakyat Lanny Jaya. Sebab, menurutnya, saat ini masyarakat Lanny Jaya belum berbicara menolak atau menerima Otsus Papua. (*)
Sumber: Suara Papua