Jayapura, nirmeke.com – Ratusan Mahasiswa dari 10 kabupaten di wilayah adat Lapago secara tegas meminta intelektual Lapago John Wempi Wetipo, Beriur Wenda dan Jhon Tabo, stop mengatasnamakan masyarakat Lapago untuk meminta Pemekaran Papua Timur.
Mahasiswa Lapago menilai peryataan tiga tokoh ini dinilai sepihak dan penuh kepentingan Politik Jakarta tanpa memihak kepada masyarakat asli Papua di akar rumput.
Perwakilan Mahasiswa Nduga ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga kota studi Jayapura, Warnus Tabuni mengatakan pemekaran bertujuan menguasai Sumber Daya Alam (SDA) di Papua.
“Mereka (Pemerintah Pusat) berusaha untuk menguasai sumber daya alam dan mereka akan berusaha sekuat tenaga dengan cara apapun, Maka mereka memanfaatkan Beriur Kogoya, Jhon Tabo dan Wempi Wetipo untuk hadirkan Provinsi sementara mereka tidak menyadari dimanfaatkan hanya untuk kepentingan sumber daya alam Papua, ” Katanya.
Lanjutnya, masyarakat Papua tidak membutuhkan pemekaran di tanah Papua, yang rakyat Papua butuhkan adalah kebebasan. Pemekaran hanya membunuh dan memisahkan sesama orang Papua dengan sekat-sekat pemekan sehingga mahasiswa Nduga secara tegas menolak pemekaran tersebut.
Mawakili mahasiswa Lanny Jaya Yuni Weya mengatakan Papua bukan lahan bisnis.
“Kami ini bukan lahan bisnis Indonesia, maka oknum-oknum jangan manfaatkan kami masyarakat Papua dengan Kepentingan kalian,” ujarnya.
Sementara itu, mewakili mahasiswa Kabupaten Jayawijaya Elison Uaga mengatakan tidak setuju adanya pemekaran karena orang asli Papua khususnya di Lapago jumlahnya tidak seberapa sehingga pemekaran provinsi baru ini untuk siapa dan siapa yang kerja, Jika alasan untuk pembangunan dan infrastruktur pemekaran jika tidak ada manusia Papua itu bangun untuk siap?
“Oknum oknum yang mengatasnamakan Papua kalian stop, kami orang Papua sudah terlalu banyak yang mati jangan bawah masalah baru lagi,” katanya.
Aksi yang melibatkan pengurus dan mahasiswa dari 10 Kabupaten di wilayah Lapago yaitu Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Puncak Papua, Tolikara, Yalimo, Yahukimo, Mamberamo Tenga, Nduga, Pegunungan Bintang.
Aksi damai di Asrama Lanny Jaya itu berlangsung aman dengan Mahasiswa membawa sejumlah baliho bertuliskan, “Tolak daerah Otonomi baru,” “Tolak DOB Referendum Yes,” dan, Tolak Otsus dan lainya dimana usai orasi setiap perwakilan melakukan tanda tangan selanjutnya peryataan sikap di serahkan ke anggota DPRP Papua yang di terima Nioluen Kotoki. (*)
Editor : Aguz Pabika