Jayapura, nirmeke.com – Ikatan Pelajar Mahasiswa Distrik Kwiyawage (IPM-DK) kabupaten Lanny Jaya melakukan kegiatan penerimaan mahasiswa baru tahun angkatan 2019 – 2020 bertempat di pantai Hamadi. Sabtu, (31/10/2020).
Mengusung tema kegiatan, Berubah Untuk Merubah. Dalam kegiatan penerimaan anggota baru tersebut diisi dengan materi guna menambah wawasan anggota baru sebagai bekal awal dalam berorganisasi.
Jeni Wenena, ketua panitia kegiatan mengatakan kegiatan penerimaan anggota baru pelajar mahasiswa distrik Kwiyawage tersebut dapat mentransmisikan diri menjadi mahasiswa yang berdampak dalam pembangunan daerah Lanny Jaya.
Dirinya mengatakan anggota baru yang ikut PAB berjumlah 31 peserta yang baru menempuh pendidikan di beberapa kampung di kota Jayapura.
“Anggota baru ini terdiri dari putra dan putri yang ada di asrama Lanny Jaya dan asrama putri Baptis Lanny Jaya, asrama putri Kinaonak,” ujarnya.
Lanjutnya dalam pengembangan mahasiswa dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah Lanny Jaya dan senioritas agar proses pengkaderan ini terus berlanjut.
“Perhatikan Pemda terhadap mahasiswa minim sekali, terutama di beberapa asrama Lanny Jaya sehingga dibutuhkan komitmen pemerintah dalam membangun SDM guna mengembangkan kapasitas pelajar dan mahasiswa yang ada di asrama,” ujarnya.
Ia juga berharap selain pemerintah, senior Lanny Jaya harus membawa diri ke mahasiswa (asrama) guna membagi pengalaman serta meminta Pemda melihat asrama putri Baptis Lanny Jaya yang sulit mendapatkan air bersih dan Bama serta fasilitas pendukung lainnya.
Maiton Gurik, senior Lanny Jaya yang hadir membawa materi mengatakan kegiatan penerimaan mahasiswa baru perlu dan harus dilakukan oleh setiap organisasi yang ada di kota studi Jayapura maupun di kota studi lain karena dari tempat ini kita bisa melihat kualitas mahasiswa baru yang datang kuliah.
“Dari kegiatan seperti ini kita bisa melihat kualitas mereka, salah satunya di lakukan oleh distrik Kwiyawage yang merupakan bagian dari program kerja pengurus,” ujarnya.
Gurik juga menekankan agar pengurus organisasi tidak hanya melakukan kegiatan penerimaan mahasiswa baru tetapi sebagai bagian dari progres pengurus harus dilakukan seminar lokakarya, diskusi, debat dan lainnya.
“Supaya dari situ kita bisa lihat kualitas anak-anak mahasiswa baru yang datang bisa dibina, disiapkan untuk menjadi pemimpin yang tidak bisa menjadi bisa. Kalau ikatan atau himpunan tidak pernah buka ruang dan lainnya untuk mahasiswa bisa memimpin dirinya sendiri dan teman-temannya,” ujarnya.
Gurik berharap, sebagai bagian dari progres terus-menerus ikatan harus lakukan seminar-seminar lokakarya undang pembicara-pembicara terlebih lagi melihat situasi Papua hari ini, sehingga anak-anak Papua harus terus diskusi untuk mengasah pikiran dan akal agar bisa menerima informasi dari luar internasional, nasional dan lokal.
“Situasi Papua saat ini kompleks sehingga sekarang menjadi tanggung jawab mahasiswa hari ini untuk bicara, dan mahasiswa juga sebagai agen perubahan gereja, bangsa, komunitas dan daerah sehingga mahasiswa harus jadi agen perubahan untuk mengurus Papua terapi juga mengurus Lanny Jaya khususnya Kwiyawage,” harapnya. (*)
Pewarta : –
Editor : Aguz Pabika