Jayapura, nirmeke.com – Memiliki pendekatan rohani, pendekatan Budaya, yang erat bagi orang Papua, khususnya di pedalaman Papua, Pastor Frans Lieshout, OFM merupakan gembala dan guru sejati yang untuh bagi orang Papua.
Hal dikatakan Peresiden Persekutuan Gereja – Gereja Baptis Papua (PGBP) Pendeta Dr, Socrates Sofyan Yoman pada acara Launcing dalam diskusi buku Pastor Frans Lieshout, OFM sebagi Gembala dan Guru bagi orang Papua di Pastoral di Gereja Katolik Waena Perumanas Dua. Jumat, (7/8/2020).
“Secara pribadi melihat Pastor itu melayani dengan utuh sebagai seorang rohaniawan sejati dan juga budayawan, antropologi dan sosiologi sejati,” tutur Yoman usai peluncuran buku.
Dari buku yang ditulis oleh almarhum, Yoman, mengaku belajar banyak hal dalam buku tentang kebudayaan suku Hubula dan sejarah 50 tahun Gereja Katolik di wilayah Balim.
“Dia (Pastor) betul-betul masuk dalam kehidupan budaya orang Papua khususnya Lembah Baliem, dia mempelajari nilai budaya dan kehidupan suku asli orang Balim,” tuturnya.
Yoman, yang mengutip perkataan Pastor dalam buku-bukunya mengatakan bahwa kedatangannya ke lembah Balim bertemu dengan manusia-manusia bali yang begitu manusiawi dan begitu cinta damai.
“Saya pertama kali bertemu orang Balim mereka menyapa kami dengan ramah dan mereka tidak mengharapkan sesuatu dari kami karena mereka memiliki segala-galanya. Mereka memiliki kehidupan mereka, pemimpin yang berwibawa karena kata dan tindakannya sama dan masyarakat tidak pernah demo mereka karena pemimpin mereka melindungi merekadan menjaga masyarakat,” kata Yoman, mengutip Perkataan Pastor Frans di dalam bukunya.
Socratez Sofyan Yoman yang mengaku kagum dengan kepribadian dan pola pelayanan almarhum Pastor ia mengharapkan agar Hal ini dapat dicontoh oleh Gereja Katolik yang ada di Papua karena teladan yang disampaikannya merupakan pola yang dipakai oleh Yesus Kristus.
“Kami harapkan pemimpin- pemimpin Gereja Katolik dapat mempelajari model pelayanan yang dilakukan oleh almarhum karena ini merupakan modal pelayanan dan contoh yang baik karena dia hadir secara utuh seperti yesus hadir secara utuh karena kebutuhan rohani soal kekekalan dilihat tapi kebutuhan jasmani kekinian juga dia lihat maka gereja Harus hadir secara utuh di kehidupan Umat Manisia,” katanya. (*)
Reporter : Aguz Pabika