Jayapura, nirmeke.com – Yosepha Alomang, Tokoh Perempuan Papua dengan tegas menolak segala macam tawaran pemerintah Indonesia untuk Papua, terutama Otonomi Khusus (Otsus) Papua dan dirinya menginginkan kemerdekaan penuh atas tanah Papua.
Hal tersebut dikatakan mama Yosepha Alomang, saat menghadiri peluncuran petisi tolak Otsus jilid II di kantor Dewan Adat Papua (DAP), Expo, Waena kemarin. Kamis, (23/7/2020), Abepura, Papua.
“Dari dulu sampai sekarang tolak Otsu situ saya yang bicara hal itu. Saya temannya Tom Beanal, Theys Eluay bersama-sama kami tolak Otsus dan kata tolak itu pertama kali saya yang tolak Otsus ini sampai sekarang,” kata Perempuan Papua asal Amungme terkenal karena perjuangannya membela Hak-Hak Asasi Manusia (HAM).
“Selalu orang katakana tanpa Otsus orang Papua tidak akan maju dan berkembang tapi nyatanya tanpa Otsus juga saya masih hidup, dan orang Papua dari dulu sudah hidup mandiri tanpa Otsus dan tanpa Otsus juga orang Papua bisa hidup,” tuturnya.
Alomang mempertanyakan kehadiran Otsus di Papua mau bikin apa? Tanpa Otsus saja orang Papua bisa hidup.
“Saya tidak mau lagi tawar-tawar dengan Indonesia, saya harus Merdeka bebas, menentukan nasib sendiri (Referendum) harus diberikan kepada rakyat Papua dan saya dengan tegas tolak Otsus jilid II apapun bentuk tawaran yang di berikan oleh Indonesia,” tegas mama Alomang.
Dirinya juga mengatakan orang yang berjuang Papua Merdeka sudah mulai habis terutama Theys Eluay yang dan beberapa teman yang berjuang sudah meninggal, tinggal dirinya masih hidup dan akan bersuara terus untuk Papua harus Merdeka sendiri.
“Otsus ini binatang apa yang mau kita terima, Indonesia (Otsus) tidak mensejahterakan kami, yang ada Indonesia jajah kami dengan senjata untuk merampas kekayaan alam Papua sampai habis dan banyak orang yang mati karena Otsus ini dan sekarang kami duduk dukung petisi ini untuk pulangkan Otsus dan Merdeka bebas dari Indonesia,” tegas mama Alomang.
Sementara itu, Victor Yeimo, Juru Bicara Petisi Rakyat Papua (PRP) tolak Otsus ketika dihubungi suarapapua.com, mengatakan tujuan utama petisi tolak Otsus sebagai alat persatuan konsolidasi sikap aspirasi rakyat Papua dari berbagai macam komponen yang ada di Papua, baik di kompenen perjuangan, sipil, elemen, gerakan mahasiswa dan akademisi.
“Dari semua elemen ini, konsolidasinya disitu, supaya semua punya suara satu yaitu suara rakyat dan juga suara semua elemen organisasi agar rakyat punya aspirasi tidak boleh di eksploitasi atau dipergunakan untuk kepentingan segelintir orang yang tawar menawar dengan Jakarta,” tuturnya.
Menurutnya, petisi ini didukung oleh berbagai macam komponen, selain tujuan utamanya untuk konsolidasi, kedua adalah untuk menyatukan sikap dalam satu aspirasi bersama yang bertuliskan bahwa Papua versus Indonesia dari segala persoalan tidak bisa diselesaikan dengan Otsus jilid I dan tidak akan pernah selesai dengan perpanjangan Otsus jilid II.
“Sehingga jalan tengah yang aman, damai dan demokratis itu adalah kembalikan kepada rakyat West Papua untuk menentukan nasib mereka sendiri. Jadi sikap itu menjadi dasar daripada tujuan petisi ini,” tuturnya.(*)
Sumber: Suara Papua