Wamena, nirmeke.com – Forum Peduli sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Jayawijaya mengelar aksi demonstrasi di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Jayawijaya pada, Senin (22/06/2020).
Dalam aksi ini Hengky Hilapok selaku Penanggung jawab aksi mengatakan, anak-anak pribumi Jayawijaya harus diprioritaskan untuk disekolah kan di luar negeri entah kedokteran, pilot dan sejenisnya.
program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi adalah diperuntukan untuk mereka yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi sehingga anak-anak mereka yang berkeinginan harusnya di perioritaskan.
“Namun kami menilai bahwa pemerintah sedang menjadikan lahan bisnis di jalur-jalur itu. Saat ini di jalur-jalur itu anak-anak pejabat dan yang punya uang saja yang diperioritaskan sedangkan anak-anak petani tidak diprioritaskan,” katanya.
Lanjutnya di semua kabupaten, SDM Papua selalu di perioritaskan namun perioritas tersebut tidak berjalan maksimal diman seharusnya mereka yang berhak menerima itu diabaikan lalu anak-anak pejabat yang notabel orang tuanya mampu dan punya penghasilan tetap memanfaatkan jalur Afirmasi tersebut.
“Jika aksi hari ini tidak ditindak lanjuti maka kami akan turun aksi lebih besar dari hari ini. Kami akan palang di seluruh sekolah-sekolah maupun kampus yang ada di Wamena ,” katanya.
Dirinya juga menegaskan, kami dari Forum Peduli SDM Jayawijaya melihat dengan isu Covid -19 telah mendunia dan meraja lelah di Indonesia pada khususnya di kabupaten Jayawijaya Papua sehingga kami pelajar dan mahasiswa merasa dikorbankan.
“sehingga kami meminta kepada Pemerintah, memprioritaskan hak-hak anak-anak pribumi demi keselamatan SDM Kabupaten Jayawijaya. Karena fakta yang terjadi adalah yang mau lanjut jalur nasional contohnya; ADEM, AFIRMASI, SNMPTN, SBMPTN selalu dimanfaatkan oleh mereka yang notaben orang tuanya mampu secara ekonomi,” tegasnya.
Ia menambahkan, jalur Nasional ini pemerintah sedang menjadikan lahan bisnis dalam hal ini dinas terkait sehingga adik-adik kami yang latar belakang orang tua ekonominya lemah sangat dikorbankan, pada hal mereka itu adalah aset kedepan kabupaten Jayawijaya, oleh karena itu kami menuntut kepada pemerintah Kabupaten Jayawijaya Sebagai berikut:
Pertama, Mahasiswa-mahasiswi Jayawijaya harus diprioritaskan Beasiswa dari semester tiga sampai semester akhir. Seperti kabupaten-kebupaten pemekaran.
Kedua, Anak-anak Jayawijaya yang punya IPK-nya tinggi, Pemda harus diprioritaskan lima atau sepuluh orang harus kuliah di luar Negeri, karena kami di Jayawijaya adalah kabupaten induk dari beberapa kabupaten namun persaingan SDM anak asli Jayawijaya sangat minim sehingga Pemda Jayawijaya menanggapi hal ini secara serius.
Ketiga, Pendidikan jalur Nasional antaranya; ADEM, AFIRMASI, SNMPTN, SBMPTN, jalur Nasional ini pemerintah sedang menjadikan lahan bisnis dalam hal ini dinas terkait sehingga adik-adik kami yang latar belakang orang tua ekonominya lemah sangat dikorbankan padahal Meraka adalah aset masa depan Jayawijaya.
Keempat, Jalur IPDN di Kabupaten Jayawijaya diprioritaskan 40 orang mewakili 40 Distrik di setiap tahun.
Kelima, Akses penerbangan harus di buka dan harga tiket diturunkan agar adik-adik kami bisa mendaftar langsung di maaing-masing perguruan tinggi.
Apabila tuntutan kami tidak sesuai dengan harapan kami maka kami akan mengundang massa lebih besar dan kasih brutal di Kabupaten Jayawijaya, karena kami anak negeri di korbankan oleh pemerintah dan membunuh karakter generasi secara sistematis. (*)
Reporter : Teba Hisage
Editor : Aguz Pabika