Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Apa kesanmu pada owasi-owasika yang akan gugur bulan Juni besok?
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Uncategorized > Apa kesanmu pada owasi-owasika yang akan gugur bulan Juni besok?
Uncategorized

Apa kesanmu pada owasi-owasika yang akan gugur bulan Juni besok?

admin
Last updated: April 11, 2024 18:18
By
admin
Byadmin
Follow:
5 years ago
Share
7 Min Read
SHARE

)* Oleh Soleman Itlay

Setelah membuat elok dan bikin Kota Dingin naik daun di bulai Mei, bunga langkah, Owasi-owasika, nama asli Rumput Mei dalam bahasa Hugula ini akan gugur pada bulan Juni. Kesan apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar bunga ini akan gugur pada bulan besok? Kamu yang telah berkunjung sangat beruntung ya? Karena bisa lihat langsung, nikmati keindahan alam dan dapat mengabadikan momen terindah di kota Wamena.

Dua Hal Utama

Tidak sia-sia. Karena kamu bisa foto cuma-cuma dengan orang terkasih Anda. Kamu yang telah mengatur, meluangkan waktu dan mengabadikan momen pada saat bungai ini nampak jelas di permukaan tanah harus ingat. Jangan lupa berkunjung kembali pada tahun besok ya? Tapi juga jangan lupa ini. Pertama, Tuhan. Mengucap syukur kepada Tuhan. Karena atas perkenannya, bunga atau rumput satu ini bisa tumbuh di luar kesadaran masyarakat adat Hugula. Kemudian, berhasil menciptakan keindahan alam pada April-Juni.

Kedua, tolong hargai masyarakat adat setempat. Disini masyarakat adat tidak minta apa-apa. Kamu bisa lihat. Saat kamu mau foto saja bebas biaya. Mereka tidak palang jalan atau spot tertentu. Tidak pernah menuntut buang atau mengancam dan lain sebagainya. Justru mereka membuka diri kepada semua pengunjung. Mempersilahkan para pelancong untuk bebas menikmati alam dan mengabadikan momen bersejarah dalam hidup.

Masyarakat adat disini tidak minta apa-apa. Tidak memaksa orang untuk harus mengakui, menghargai dan menghormati mereka. Tetapi yang mereka harapkan adalah kesadaran dari para pengunjung untuk menunjukkan rasa memiliki, kepedulian dan keprihatinan terhadap mereka, terutama mengakui, menghargai dan menghormati manusia, nilai-nilai kearifan lokal, bahasa dan budaya, termasuk penyebutan nama bunga atau rumput tersebut.

“Kami minta dengan hormat kepada pengunjung, terutama Photografer dan wisatawan, agar kalau hendak menceritakan bunga ke orang atau meng-upload rumput tersebut dengan menggunakan bahasa daerah—Hugula. Itu cukup. Menggunakan bahasa ibu itu bagi kami bentuk penghormatan kepada kami. Kami senang dan bangga ketika rumput ini sebut dalam bahasa disini”.

Baca Juga:  Politik Owasi-owasika

Nama rumput ini, dalam bahasa Hugula disebut Owasi-owasika atau Laga-lagaka. Sedangkan yang tenar hari ini adalah dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia disebut Rumput Mei. Dan tentu saja, nama: Rumput Mei itu bukan nama yang betul atau sebenarnya. Nama itu dicaplok oleh orang-orang tertentu tanpa kompromi dengan masyarakat adat. Sehingga dapat dinyatakan tidak sah—tidak benar.

Dengan menggunakan bahasa Indonesia, masyarakat adat disini merasa tidak diketahui, dihargai dan dihormati. Justru benar-benar merasa bahasanya yang melekat pada segala sesuatu, termasuk dalam Owasi-owasika dikhianati, diinjak-injak dan secara halus dimusnahkan oleh para pengunjung. Oleh karena itu, mereka berharap supaya semua orang yang berkunjung untuk memperhatikan masalah ini: nama rumput ini. Artinya, tidak lagi sebut Rumput Mei. Tapi sebut sesuai nama asli dalam bahasa Hugula, yaitu: Owasi-owasika.

Jangan Percaya Stigma Sosial

Ada stigma sosial yang tenar. Misalnya, orang Wamena itu tukang mabuk, suka palang-palang, suka perang, senang melakukan kerusakan, tindak kekerasan dan kejahatan serta tukang curi. Saya mau bilang kamu yang mau berkunjung tapi dihantui dengan stigma sosial itu. Bahwa stigma seperti itu tidak benar. Semua itu dilancarkan atau dikampanyekan oleh orang, kelompok dan instansi tertentu dengan kepentingan tertentu. Mereka takut orang di Lembah Baliem berkembang dab melakukan sesuatu, jadi menyebarluaskan prasangka sosial yang buruk.

Lebih baik atau supaya kamu tidak ragu lagi, saya sarankan kepada Anda agar tanya kepada orang Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Papua dari wilayah lain yang ada lama di Wamena. Tanya langsung ke anak-anak lahir besar Wamena (Labewa) atau lama hidup di Wamena. Tanya semua tentang kebimbangan kamu seputar stigma sosial yang selalu memojokkan orang atau suku Hugula. Tidak usah takut.

Datang saja. Wamena itu aman. Orangnya ramah, ihklas, dan penuh belas kasih

Berkualitas. Dengan berkunjung ke sana, kamu akan tahu siapa orang Hugula sebenarnya. Kamu juga akan tahu dengan perlakuan demikian seputar apa: hati hingga perlakuan dibalik siapa itu orang Hugula sebenarnya. Pergi saja kesana. Dengan begitu kamu akan tahu: apakah orang gunung yang orang bilang identik dengan orang Wamena yang jahat, tukang curi, onar, suka perang dan lain sebagainya. Tidak usah percaya kepada kata orang dan kata media masa. Datang dan saksikan sendiri.

Baca Juga:  Taman wisata owasi-owasika di dalam kota Wamena

Tanda-tanda Gugur

Juni adalah bukan dimana Owasi-owasika atau Laga-lagaka itu gugur. Musim gugur selalu ditandai dengan lunturnya warna ungu yang terdapat pada bunga Owasi-owasika. Musim gugur ini selalu ditandai dengan angin Kurima. Angin Kurima di Wamena itu sangat kencang. Sehingga pada saat semua jenis tanaman atau tumbuhan kalau memasuki musim gugur disana akan diwarnai dengan terpaan angin Kurima. Dalam kaitan dengan Owadi-Owasika itu begini. Angin Kurima itu mampu membuat bunga jatuh berguguran.

Kemudia akan menyusul dengan tahap dimana tangkai bunga, batang dan akar-akarnya yang sudah tua mulai mengalami kering. Tapi batang-batang mudah bahkan tua yang berakar langsung ke dalam tanah mampu bertahan lama. Batang yang muda setelah memasuki atau melewati musim gugur memang kelihatan segar. Tetapi sama sekali tidak bisa berbunga. Kalau berbunga berarti, harus tunggu mekar di bulan April tahun depan. Berbunga kembali setiap bulan Mei. Akhirnya, gugur lagi pada bulan yang sama.

Mekar Sekali Gugur Sekali

Intinya adalah satu tahun sekali mekar, berbunga dan gugur. Jadi, kamu yang pernah berkunjung dan penasaran lagi, karena belum berkunjung ke tempat lain, silahkan atur tur wisata tahun besok. Untuk kamu yang ingin kesini tapi masih ragu karena stigma sosial atau Covid-19, jangan berkecil hati. Masih ada waktu. Owasi-owasika tidak akan pernah hilang daari Kota Dingin. Atur waktu dan siapkan biaya pesawat atau kendaraan untuk ikut jalan darat Wamena-Jayapura tahun 2021. Kamu tidak akan rugi, apalagi kesal. Malah akan terkenang dan haus untuk kembali.

Semoga Neroph dan Kulockh dong tra tahan kamurang kelak. Wa wa wa. Hehe . . .

Related

You Might Also Like

Inspiring Stories Of Women Led Businesses

A Day In A Life Of An Actor

The beauty Of Living Ordinary Life

Growing Fashion Industry And Its Scope

Popularity Of Rock Band And Music

TAGGED:Owasi-owasikaWisata Wamena

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Asrama Kurulu Terima Bantuan Bama Dari Granat Provinsi Papua
Next Article Memanfaatkan pekarangan dan pangan lokal ditengah pandemi Covid-19
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

YLBHI Papua Pertanyakan Peran KemenkumHAM di Tengah Konflik Bersenjata di Papua
Polhukam Tanah Papua
2 days ago
Surat Terbuka GMNI Jayawijaya: “Orang Wamena Bukan Teroris”
Headline Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Darakma Keluarkan Pernyataan Sikap untuk Warga Sipil di Wamena
Polhukam Tanah Papua
3 days ago
Kapitalisme Kolonial dan Penjajahan Baru di Tanah Papua
Artikel Catatan Aktivis Papua
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga

Expressing Emotions Through Art

4 years ago

Travelling Gives Me Freedom And Inner Peace

4 years ago

Why Is It Easy To Smile

4 years ago

Travel Feeds My Soul With Freedom

4 years ago

Relaxation Techniques For A Better Performance

4 years ago

Continuous Practice Leads To Victory

4 years ago

Travelling To Beautiful Ancient Places

4 years ago

Daily Life Of A Common Man

4 years ago

People In Strike Due To Increase In Price

4 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?