Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Tulis judul berita...
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
Reading: Jangan karena Corona, Masyarakat rusak hutan lindung dan cagar alam Cycloop
Share
Notification
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
Tulis judul berita...
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Jangan karena Corona, Masyarakat rusak hutan lindung dan cagar alam Cycloop

Jangan karena Corona, Masyarakat rusak hutan lindung dan cagar alam Cycloop

Vekson Aliknoe
Last updated: January 19, 2021 14:42
By
Vekson Aliknoe
5 years ago
Share
4 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com – Wabah Corona Virus atau Covid-19 yang menyebar ke Papua, membuat masyarakat membuka lahan baru untuk membuat kebun agar menanam pangan lokal untuk di konsumsi selama masa karantina Covid-19.

Iklan Nirmeke

Covid-19 membuat masyarakat mulai berbondong-bondong membuka lahan baru untuk buat kebun, namun lahan yang di buka di beberapa tempat merupakan lahan cagar alam, hutan lindung dan mata air.

Direktur eksekutif Kamar Adat Pengusaha (KAP) Papua Mecky Wetipo mengatakan KAPP yang mencanangkan gerakan pemanfaatan pangan lokal Papua selama masa Covid-19, menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan rawan longsor, cagar alam dan mata air.

“KAPP sarankan, para pihak yang hendak berkebun, untuk berdiskusi dengan ondoafi dan atau kepala suku, meminta ijin penggunaan lahan berkebun di area dataran rendah,” katanya.

KAP Papua juga ingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan di wilayah gunung/perbukitan. Dan jangan buka lahan di daerah aliran sungai, serta lahan yangg sudah dikerjakan oleh kelompok/suku lain.

“Karena kalau tidak diantisipasi lebih awal, banyak masalah yang bisa muncul,” kata Wetipo.

ia menambahkan untuk itu kami minta, tokoh gereja, pemerintah (eksekutif/legislatif), wadah kultur-MRP, LSM, tokoh pemuda dan perempuan untuk bersama-sama menghimbau dan mengarahkan warganya menjalankan poin pertama diatas. Masyarakat harus dijelaskan dengan baik agar dapat memahami tujuan keselamatan alam dan dunia.

“Tentu KAP Papua juga akan mengambil bagian dlm konsolidasi ini,” katanya.

Kata Wetipo, himbauan diatas adalah penanganan oleh pihak eksternal. Sedangkan oleh internal, komunitas yang biasa berkebun di wilayah gunung, sumber mata air.
Kami minta dengan hormat untuk mulai berpikir untuk kepentingan banyak orang baik saat ini maupun anak cucu kelak.

“Tindakan mengunduli hutan adalah sama sekali tdk terpuji. Maka, para tokoh-tokoh diatas, mohon fasilitasi untuk mencari lahan baru untuk berkebun. Wilayah gunung Sykloop dari ujung sampai ujung harus bebas dari kegiatan masyarakat, apapun itu bentuknya,” katanya.

Satu dampak yang sudah kita rasakan yaitu akan debit air yang terus berkurang. Selain itu erosi yang bisa merusak segala sesuatu termasuk orang yang tidak tahu masalah sekalipun.

Sementara itu Eka Kristina Yeimo, Dosen FKIP program studi Geografi di Universitas Cendrawasih Jayapura juga menambahkan hutan itu sebagai fungsi untuk penahan air yang meresap dan menyimpan air di dalam tanah sudah tidak ada lagi (gundul) yang ada perumahan dan kebun.

Iklan Otomatis

kita ketahui bersama mereka yang bangun rumah di atas resapan air dan perkebunan di kaki-kali gunung dapat berakibat fatal seperti banjir, longsong dan keringnya mata air,” katanya.

Lanjutnya, bila kita lihat di ujung-ujung gunung seperti di Kamwolker, jalan baru dan sekitarnya semua masyarakat kita mulai buka lahan untuk berkebun, harus tebang semua pohon-pohon di sekitar lalu membuat kebun, dan ini salah besar kenapa pemerintah dan dinas kehutanan tidak melarang mereka?

“Bukan berarti karena Covid-19 kita merusak alam, untuk bercocok tanam atau berkebun ada di daerah-daerah dataran rendah yang wajar,” katanya.

Kesalahan kedua kata Eka, ini di lakukan oleh pemerintah, dalam aturan sudah ada mengenai daerah yang di lindungi seperti cagar alam, itu tidak boleh di sentuh atau ada aktifitas di tempat itu demikian juga di daerah resapan air.(*)

Related

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Saatnya perempuan Papua bekerja bukan bagaya
Next Article Orang Gila, Orang Miskin dan Corona Covid-19 di Dunia
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan dari Nirmeke.com
Ad image

Berita Hangat

Warga Peleima Tolak Kehadiran TNI Non-Organik di Distrik Ibele dan Taelarek
Tanah Papua
6 hours ago
Trauma dan Ketakutan: Warga Ibele Desak TNI Angkat Kaki
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
6 hours ago
TPNPB Kodap XXVII Sinak Bantah Klaim TNI: Empat Pemuda yang Disebut Menyerah adalah Pelajar SMP
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
6 hours ago
80 Anggota Polisi Baliem Selesaikan Pembinaan Fisik dan Karakter, Siap Diterjunkan ke Lapangan
Tanah Papua
15 hours ago

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

- Advertisement -
- Advertisement -
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?