Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Rektor Universitas Cendrawasih Setujuh Penghapusan Ujian Nasional
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Rektor Universitas Cendrawasih Setujuh Penghapusan Ujian Nasional

Rektor Universitas Cendrawasih Setujuh Penghapusan Ujian Nasional

admin
Last updated: April 26, 2020 23:25
By
admin
Byadmin
Follow:
5 years ago
Share
3 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com – Rektor Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, mendukung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, sola persoalan penghapusan Ujian Nasional (UN) sebagai syarat penentuan kelulusan tahun 2021.

Iklan Nirmeke
Ad image

Dr. Ir. Apollo Sapanfo, Rektor Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, mengatakan alasan dukungan tersebut dilihat dari fungsi dan waktu dari pendidik (guru) dihabiskan untuk urus administrasi bukan mendidik siswa. Senin, (9/3/2020).

“misalnya guru kita secara profesional, prosesinya itu sebagai pengajar dan dia bertugas untuk mengajar dan ketika dia pulang mempersiapkan materi apa yang akan diberikan besok namun mereka ini disibukan dengan membuat soal UN dan memeriksa soal untuk melatih siswa hadapi UN,” kata Rektor.

Banyak waktu guru itu habis untuk bikin soal UN dan periksa soal sedangkan untuk menjagar dan mendidik siswa tidak ada. Mereka sebenarnya pendidik profesional tetapi waktunya banyak terhabis di administrasi. Dan Pelajar seharusnya ia belajar, bagaimana menimbah ilmu tetapi waktu mereka habis untuk latihan soal, baca soal dan ujian soal.

“yang belajar itu sedikit tapi untuk persiapan UN itu paling banyak, karena dia (siswa) ini harusnya belajar,” katanya.

Rektor menjelaskan, secara masif di seluruh Indonesia dari pusat sampai daerah itu kita hanya sibuk dengan ujian nasional saja. Orang lain belajar, kita cari, soal dan kerja soal. Dari sisi efesiensi dan efektivitas waktu belajar memang ada sisi positifnya. Tapi memang kita harus punya instrument untuk mengukur sejauh mana hasil pembelajaran kita.

“setelah Ujian Nasional ini kita tiadakan, instrument apa yang akan kita gunakan dipakai untuk  mengukur hasil pembelajaran kita. Apakah capaiannya sudah memenuhi kopetensi yang kita inginkan atau kurang, nanti bisa dipikirkan kembali,” kata Rektor Uncen.

Dengan ditiadakannya Ujian Nasional tahun depan, paling tidak siswa diuji oleh sekolah. Karena guru lebih mengetahui kemampuan siswa daripada guru lain yang membuat soal bukan dari Papua.

“misalkan saya guru dari siswa ini, saya mengajar, melatih dan membimbing dia maka saya yang paling tahu kemampuannya. Inikan sekolah yang mendidik anak tersebut, tapi orang lain yang mau tes siswa ini. Kompetensinya lain, soal-soalnya lain dan otomatis dia tidak bisa mengerjakan soal itu, diangap gagal padahal tidak,” katanya.

Biarkan guru mengidentifikasi talenta siswa ini dimana, biar itu dikembangkan. Kalau tidak tidak bisa terjun payung, jangan paksa dia belajar terjun payung. Orang yang jago matematika belum tentu menguasai kimia. (*)

 

 

Iklan Nirmeke
Ad image

Related

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Ujian Nasional 2020 di Papua resmi ditunda
Next Article Bupati Pegubin :  Hasil pemeriksaan, 3 OTG Pegubin negatif Covid-19
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

YLBHI Papua Pertanyakan Peran KemenkumHAM di Tengah Konflik Bersenjata di Papua
Polhukam Tanah Papua
2 days ago
Surat Terbuka GMNI Jayawijaya: “Orang Wamena Bukan Teroris”
Headline Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Darakma Keluarkan Pernyataan Sikap untuk Warga Sipil di Wamena
Polhukam Tanah Papua
3 days ago
Kapitalisme Kolonial dan Penjajahan Baru di Tanah Papua
Artikel Catatan Aktivis Papua
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?