Stop bicara banyak banggakan Agama sudah, kalau memang kenyataannya Agama jadi payung untuk baku bunuh. Agama jadi payung untuk jajah, tindas bangsa lain yang lemah, bahkan Agama jadi payung untuk saling menyalahkan kepercayaannya.
Konflik di Afganistan, Irak, Iran, bahkan di Indonesia sendiri dalang utamanya karena ribut persoalan Agama. Ribut soal siapa Tuhan-nya yang paling berkuasa, paling hebat, paling dasyat. akhirnya berkuasanya, hebatnya, dasyatnya Tuhan yang di yakini itu membuat semua punya mata hati buta. Bahkan pikiran tentang fakta, nyata dan realitasnya dunia jadi gelap gulita.
Di dunia ini tidak ada satu Agama-pun yang benar, di dunia ini tidak ada satu Agama-pun yang istimewa, di dunia ini tidak ada satu Agama-pun yang berkuasa. Bahkan di dunia ini, tidak ada satu Agama-pun yang paling sempurna. Semua terlalu di lebih-lebihkan, hanya untuk sebuah kepentingan status kehidupan diri sendiri dan golongannya.
Yang ada di dunia ini hanya Kegombalan manusia karena Membenarkan, Mengistimewakan, Bahkan Menyempurnakan agamanya sendiri. Ini kesalahan, kebodohan, dan keserakaan terbesar manusia di muka bumi ini. Tetapi yang anehnya, dengan segala kebobrokan itu, manusia masih menggunakan pikiran “busuk” itu untuk tetap melebarkan sayap pengajarannya.
Terus perlu di pahami juga oleh semua kita, Agama tidak menyelamatkan seseorang. Agama tidak meruba nasib seseorang, Agama tidak mentahirkan cacatnya seorang bahkan Agama tidak akan membangkitkan nyawa seseorang yang telah meninggal. Mustahil, kalau ada yang bilang Agama dapat melakukan semua hal itu.
Semua tergantung kepada Tuhan mana yang dipercayai, Tuhan mana yang diandalkan, dan kepada Tuhan mana yang di yakini. Tuhan, atau Allah di dunia ini banyak, tinggal kau mau taat dan kau patuhi Tuhan atau Allah mana?? Bisa rutinitas, pekerjaan, kegemaran, bahkan kekasih jadi Allah.
Ingat Adolof Hitler, pembangkang paling bejat di dunia yang berencana memusnahkan bangsa Yahudi, dia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang di besarkan di sebuah biara agama Katolik (tempat suci). Dirinya dan kepercayaan kepada Tuhan-nya yang dia yakini membuat dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin sepanjang masa. Sampai saat ini pun masih simpang siur, paham apa yang membawanya menjadi manusia sedemikian jahat, walau banyak orang isuhkan paham Charles Darwin telah mengubah arah hidupnya.
Untuk apa bicara, bahkan debat soal agama, kalau kenyataannya Agama menciptakan manusia-manusia jahat dan bejat yang balik makan manusia lain yang lebih lemah. Noor Din M Top, gembong teroris yang menjadi lahapan media masa saat-saat ini adalah satu dari sekian contoh, membela keyakinan, Agama, bahkan Tuhan-nya yang di anggap paling benar dan paling sempurna. Mati syait adalah keyakinan mereka, bahwa mereka akan bersama-sama dengan Tuhan-Nya di surga, karena menjadi seorang pahlawann
Terkait Krismuha yang di singgung dalam ulasan di Media Kompas beberapa waktu lalu, saya kira hanya salah satu dari beberapa usaha untuk meng-Islamkan manusia Papua dan tanahnya. Itu tidak masalah, yang penting agama itu tidak membuat manusia Papua tetap terjajah, bahkan tetap terbelenggu. Lanjutkan segala kegiatan amal yang di lakukan, kalau itu memang membangun masyarakat Papua.
Stopbahas kearah sana berlebihan, kita focus bahas ke tujuan yang lebih baik serta hakiki, dalam arti bukan soal itu tidak penting, tapi soal itu perlu di bahas pada kesempatan lain, karena hal ini kadang sedikit menganjal perjuangan yang sedang di gapai.
Mungkin begitu sobat-sobat perjuangan sekalian, kalau ada yang tersinggung dengan uraian ini, bahkan tidak terima dengan arah pikiran saya, mohon di maafkan, karena tidak ada manusia yang sempurna dalam menuturkan kata-kata, kita semua sedang belajar untuk mencapai kesempurnaan itu. Selagi Matahari masih menyinari pagi dan siang kehidupan kita, saat itu pula manusia harus mengagaskan semua idenya untuk sebuah perubahan yang lebih mulia.
)* oleh Mepa Pogau