Jayapura, nirmeke.com – Seluruh masyarakat distrik Abenaho, kabupaten Yalimo bersama-sama melakukan petisi penolakan pembangunan Koramil TNI Babinsa di Distrik Abenaho. Rabu, (4/3/2020).
Pihak yang menandatangani petisi penolakan kehadiran pembangunan Koramil TNI dari para kepala distrik, tokoh gereja, tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan. Karena menurut mereka kehadiran Koramil TNI akan menambah masalah dan membuat masyarakat tidak aman untuk beraktivitas.
Maksira Sambom, Tokoh perempuan mengatakan dalam kehidupan keseharian orang Abenaho tidak pernah meminta bantuan kepada orang asing selain orang Abenaho sendiri untuk menyelesaikan persoalan kecil maupun besar.
“seperti masalah pembunuhan, pihak gereja, kepala suku dan kepala kampung mampu selesaikan sehingga kami tidak butuh kehadiran TNI karena kami sangat trauma dan takut dengan TNI,” kata Maksira.
Ia menegaskan seluruh perempuan Abenaho dari 108 kampung menyatakan dengan tegas tolak dan usir kehadiran Koramil TNI Babinsa di Distrik Abenaho, kabupaten Yalimo.
Perwakilan tokoh gereja, Sipanus Kombo, mengatakan Injil sudah menerangi daerah Abenaho sejak 1963 sampai saat ini dan gereja sudah membina dan melindungi umat di 24 jemaat 2 Klasis dari Kali Biru (kali Hambulan) sampai Wadangku dan Iluga sehingga gereja tidak bisa diam ketika umatnya merasa tidak aman atas kehadiran TNI di Abenaho.
“Gereja tidak bisa diam kalau jemaatnya merasa takut dan trauma akan kehadiran TNI dan Polri disini. Sehingga gereja reformasi di wilayah distrik Abenaho menyatakan tegas menolak kehadiran TNI di Abenaho,” kata Kombo.
Perwakilan senioritas di distrik Abenaho, Yenius Yare mengatakan masyarakat distrik Abenaho tidak menginginkan kehadiran TNI di pelosok kampung dan distrik, cukup mereka hanya berada di ibukota kabupaten Yalimo.
“Masyarakat Papua dan khususnya Abenaho masih takut dan trauma dengan masa lalu karena kehadiran TNI di daerah pedalaman Papua yang menyebabkan banyak keluarga mereka dibunuh hanya karena dituduh pemberontak (separatis) dan kami tidak ingin kehadiran mereka membuka luka masa lalu mereka,” kata Yare.
Sehingga dengan tegas senioritas Abenaho menolak tegas kehadiran Koramil TNI Babinsa di Distrik Abenaho dan itu masyarakat sampaikan melalui orasi dan petisi tanda tangan penolakan yang disampaikan kepada Pangdam XVII cenderawasih, melalui Kodam Wamena, bupati Yalimo, DPRD Yalimo dan kepala distrik Abenaho. (*)
Editor : Apwakha