*Oleh: Yosef Rumbaseb
SAYA GAGAL PAHAM
Sebuah berita menarik muncul di youtube. Isi berita itu BP-AM Sinode GKI Di Tanah Papua memberikan donasi dana Rp 250 juta kepada Persipura Jayapura. Donasi itu menurut Ketua Sinode adalah untuk dibagi-bagi sebagai uang saku bagi para pemain.
Sungguh saya gagal memahami berita ini. Ada tiga pertanyaan besar, pertama tentang landasan Alkitabiah pemberian sumbangan ini, kedua tentang sumber dana itu dari mana dan ketiga uang itu akan digunakan untuk apa.
Dalam lingkup GKI di Tanah Papua, dana yang diberikan oleh jemaat ke gereja dan diteruskan melalui klasis ke Sinode GKI itu bersumber dari persembahan perpuluhan yang merupakan hak dari hamba- hamba TUHAN.
Trus, sumbangan BP-AM Sinide GKI kepada Persipura itu dari mana : apakah ini persembahan per puluhan dari Pimpinan BP-AM Sinode GKI? Apakah ini bersumber dari pengucapan syukur? Jika itu yang terjadi maka kiamat sudah tiba. Sebab seharusnya semua unsur Persipura yang memberikan persembahan kepada TUHAN melalui gereja, bukan gereja memberikan persembahan kepada Persipura sebagai uang saku para pemain.
Jika BP-AM Sinode GKI di Tanah Papua memberikan persembahan warga gereja kpd TUHAN itu kpd Persipura maka itu berarti BP-Am Sinode GKI menyembah Persipura.
Dana Sinode GKI itu adalah dana yang dikumpul dari persembahan perpuluhan umat GKI di Tanah Papua termasuk mungkin dari janda miskin, duda yatim piatu yang memberikan persembahab dari kekurangan hidup sehari-hari untuk menunjang pekabaran Injil melalui Sinode. Jadi Sinode pada kasus ini seperti mengambil ayam satu-satunya milik janda miskin dan mengolahnyq jadi opor ayam untuk kasih makan orang kaya pada hal orang kaya itu yg punya sapi peliharaan banyak dan kulkasnya penuh berisi makanan.
Sebagai warga jemaat GKI di Tanah Papua, saya gagal paham. Apa tujuan pemberian dana bagi Persipura. Apakah agar Persipura memberitakan Injil? Bukankah olah raga harus sportif dan bebas dari kampanye politik atau SARA?
Akan celaka bagi Persipura jika persembahan yg dikumpulkan dengan susah payah dari jemaat untuk pekabaran Injil diberikan kepada pemain Persipura sebagai uang saku. Apalagi jika uang itu dipakai untuk minum mabuk. Celakalah Persipura.
Jika ini donasi diakonia, apakah Persipura yang mendapat dukungan dana dari kartel bank, perusahaan, pemda, swasta layak menerima bantuan diakonia yang dikumpul dari persembahan warga jemaat? Seberapa membutuhkannya mereka? Jika Persipura butuh dana maka lebih baik Sinode GKI umumkan aksi 1 kolekte lagi untuk kumpul persembahan di gereja-gereja GKI khusus untuk bantu Persipura.
TIDAK ADA BERITA TENTANG SINODE GKI BANTU PENGUNGSI NDUGA
Sementara itu, saya mencari berita di google mengenai ada tidaknya bantuan BP-AM Sinode GKI bagi pengungsi Nduga tapi saya tidak temukan. Tidak ada berita sama sekali.
Tidak ada berita sama sekali bisa berarti Sinode GKI di Tanah Papua sama sekali tidak pernah membantu pengungsi Nduga atau pernah membantu tetapi tidak membuat publikasi di media.
Metodologi yang saya gunakan untuk cari berita tentang pemberian dana kpd Persipura sama dengan metodologi untuk cari info tentang bantuan untuk pengungsi Nduga. Sama persis. Tapi hasilnya beda. Ada info tentang bantuan untuk Persipura tetapi tidak ada informasi tentang bantuan dari Sinode GKI untuk pengungsi Nduga.
Ada ribuan orang pengungsi Nduga ketakutan terhadap keamanan jiwanya dan yang kelaparan dalam pengungsian. Kesakitan. Ketakutan. Bahkan baru saja diberitakan ada 5 orang yg dibunuh, diduga oleh oknum aparat TNI dan 3 di antaranya adalah perempuan. Ada sekitar 200 pengungsi yang mati. Tapi saya sama sekali tidak menemukan berita adanya bantuan yang diserahkan dari Sinode GKI Papua langsung oleh Ketua Sinode dan Wakil Ketua Sinode dengan liputan wartawan dan ada pidato mereka di depan pers mengenai keberpihakan GKI sebagai gereja sebagaimana teladan Yesus Kristus Kepala Gereja kepada mereka yg terlupakan.
USUL KEPADA PERSIPURA DAN BP-AM SINODE GKI
Oleh sebab itu saya mengusulkan kepada para pengurus dan pemain Persipura untuk mengalihkan bantuan dari Sinode GKI di Tanah Papua itu untuk membantu pengungsi Nduga. Jangan pakai untuk keperluan Persipura. Pakailah itu untuk menyelamatkan nyawa pengungsi Nduga memuliakan Nama TUHAN.
Meneruskan sumbangan dari BP-Am Sinode GKI di Tanah Papua kepada Pengungsi Nduga itu adalah bentuk kepedulian sosial Persipura atas tragedi kemanusiaan di tanah kita. Seperti kepedulian yang sudah pernah ditujukkan Persipura terhadap masalah AIDS dan rasisme.
Pemakaian sumbangan dari Sinode GKI kepada Persipura untuk missi kemanusiaan dan kemuliaan Nama TUHAN akan menuai doa dan berkat dari umat. Sebaliknya, penggunaan dana itu untuk keperluan pribadi pemain Persipura justru akan menuai keluhan dari jutaan umat GKI dan keluhan itu akan sampai kepada TUHAN yang adalah sumber berkat, sumber kemenangan maupun kekalahan.
Dan kepada BP-AM Sinode GKI di Tanah Papua saya menyarankan untuk memberi penjelasan kepada umat GKI melalui media massa mengenai : sumber dana bantuan kpd Persipura itu dari mana, dari perpuluhan umat GKI kah? Kedua, apa landasan Alkitabiah untuk meneruskan persembahan dari umat GKI kepada Persipura dan bukan mendorong Persipura memberikan persembahan kepada gereja? Dana bantuan dari gereja yang bersumber dari persembahan umat itu akan dipakai untuk apa, apakah Persipura melakukan missi penginjilan GKI?
Jika Persipura membutuhkan bantuan diakonia dari warga GKI maka lebih baik Sinode GKI umumkan aksi tambah 1 kolekte lagi untuk kumpul persembahan di gereja-gereja GKI khusus untuk bantu Persipura.
Kiranya BP-AM Sinode GKI di Tanah Papua sudi memberi penjelasan kepada umatnya.
TUHAN berkati GKI, TUHAN berkati Persipura, TUHAN berkati Nduga, TUHAN berkati Papua.
17 September 2019
*Yosef Rumbaseb, Penulis adalah anak kampung, warga GKI Bahtera Kelepas Inggiri dan Pecinta Persipura, tinggal di Biak.