Jakarta, nirmeke.com – Demonstrasi yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Selasa, 23 September 2019 lalu, berujung ricuh. Kejadian ini menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan terluka. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, ada 26 orang tewas akibat kerusuhan di Wamena.
Kejadian ini tentu menimbulkan banyak keprihatinan dari banyak pihak, termasuk dari kalangan selebriti. Salah satu yang cukup getol menyuarakan perdamaian di Papua adalah penyanyi Glenn Fredly.
Melalui unggahannya di Instagram, @glennfredly309 membagikan potret monokrom dirinya kala sedang bernyanyi sambil memegang gitar dan menggunakan headband khas Papua.
Di dalam unggahan tersebut, suami dari pedangdut Mutia Ayu ini menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Meski saat ini Indonesia sedang Menghadapi banyak masalah, Glenn Fredly mengingatkan pada Jokowi agar tidak lupa dengan kerusuhan yang terjadi di Papua.
“Pak @jokowi begitu banyak masalah yang menguji kita sebagai bangsa dan negara hari-hari ini. Dari semua masalah yang ada ijinkan saya untuk kembali mengingatkan masalah PAPUA. Tolong hentikan pendekatan militeristik serta bebaskan para tahanan politik seperti yang bapak inginkan dan juga yang pernah bapak sudah lakukan sebelumnya membebaskan para tahanan politik Maluku maupun Papua,” tulis Glenn Fredly, seperti dikutip VIVA, Rabu, 25 September 2019.
Glenn menambahkan, pendekatan dialog yang inklusif atas dasar kemanusiaan dan cinta kasih harus terus didorong serta dijunjung tinggi, khususnya bagi saudara-saudara yang ada di tanah Papua.
“Please pak, jangan biarkan ada korban akibat kekerasan jatuh lagi di tanah Papua baik dari sipil maupun militer,” serunya.
“Papua adalah tanah perdamaian yang sudah selayaknya memiliki hak demikian dan cara penyelesaian masalah Papua adalah wajah serta martabat kita semua sebagai Indonesia. Tuhan memberkati kita semua,” Glenn menambahkan.
Glen Fredly yang menyematkan tagar #sayabersamajokowi ini juga berharap agar tidak ada korban lagi yang jatuh akibat kekerasan di tanah Papua, baik dari sipil maupun militer.
Sumber: VIVA