Jayapura, nirmeke.com – Pasca banjir bandang Sentani 16 Maret 2019 lalu, 174 warga Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Jemaat Revel Kemiri Sentani kabupaten Jayapura masih berada di posko pengungsian SKB Kemiri. Hal tersebut di sampaikan Novelina Wakano, dari Departemen Diakonia Bidang Bencana, kepada wartawan, Senin (2/9/2019).
Ia menambahkan niat Pemerintah untuk merelokasi warga sangat bagus namun sejauh ini tidak ada penanganan serius yang terbukti, dibuktikan dengan masih adanya warga yang harus tinggal di pengungsian. Atas itu gereja harus melakukan apa yang bisa dikerjakan sambil menunggu program pemerintah tersebut.
“Saya sendiri sangat sesalkan situasi ini. Jadi kami berharap untuk pemerintah Kabupaten Jayapura, membantu kami saat kami kerja. Sebelumnya saat kita bawa selang air bersih untuk warga gunakan, Bupati hanya lewat dengan mobilnya tanpa menyapa kami yang kerja waktu itu. Padahal masyarakat ini tanggung jawab bupati,” katanya.
Dari data pengungsian, pihaknya menerima sekitar 374 warga GKI yang terkena bencana. Data terbaru pada bulan Agustus 2019 tinggal 174 warga yang masih tertampung di posko SKB Kemiri, Sentani.
“Jadi kami berharap untuk Pemerintah dapat membantu membersihkan rumah yang bisa digunakan, sambil jalankan programnya. Sekarang kami sedang dibantu dengan tamu lintas agama dari Provinsi Papua Barat,” katanya.
Sementara itu, Yunita Ulim salah seorang ketua pemuda di Sorong yang tergabung dalam Forum Pemuda Lintas Agama Sorong Raya mengatakan semenjak terlibat dalam komunitas ini ia diajarkan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pengungsi korban banjir bandang Sentani.
“Kita juga mengajarkan betapa pentingnya kepedulian terhadap sesama untuk generasi-generasi muda anak-anak Tuhan di kemudian hari supaya persatuan dan keutuhan dalam pemuda gereja ini semakin kuat,” katanya.
Di tempat yang sama, Pdt. Evelin Ugadje, dari GKI Revel Kemiri di Tanah Papua mengatakan, pihaknya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada BPAM Sinode di Tanah Papua, karena telah mendatangkan tim traveling dari Papua Barat yang ikut bersama-sama membersihkan rumah warga yang rusak saat ini. (*)
Sumber: Jubi.co.id