Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: “Buta Pura-Pura” Lukisan karya Yanto Gombo di FBLB 2019
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > “Buta Pura-Pura” Lukisan karya Yanto Gombo di FBLB 2019

“Buta Pura-Pura” Lukisan karya Yanto Gombo di FBLB 2019

admin
Last updated: September 1, 2019 16:20
By
admin
Byadmin
Follow:
6 years ago
Share
2 Min Read
SHARE

*Karya Yanto Gombo Art

 

Ini Perspektif saya

Terinspirasi dari tanah di Wamena yang memiliki macam- macam warna seperti merah, orange, kuning, coklat, coklat mudah, putih dan hitam.

Saya melakukan eksperimen pertama saya di sana dan menghasilkan sebuah lukisan potret bapak bupati Jayawijaya dengan mata yang berwarna hitam.

Konsep lukisan ini muncul ketika saya melihat masyarakat saya khususnya dalam kegiatan Festival Budaya Lembah Balim (FBLB).

Potret bapak Bupati Jayawijaya ini mewakili semua pemimpin termasuk rektor Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua yang katanya duduk untuk rakyat.

Sedih melihat mama-mama Papua jualan di pinggir lapangan Festival hanya beralaskan rumput dengan pasrah menerima panas dan hujan sambil menatap para pemimpin yang duduk manis di atas panggung.

Tempat yang di sebut “Pasar Festival” harusnya mampu memberi mereka tempat yang layak tetapi kenyataannya sangat tidak mampu menampung dan memberikan mereka stand bahkan beberapa stand yang ada di sana hanya di isi oleh masyarakat non Papua.

Dengan tempat jualan yang seperti ini tentu menurunkan semangat beli dan nilai barang yang masyarakat jual. Kalau seperti ini terus siapa yang bisa melihat ?

Sampai hari ini, banyak sekali masyarakat yang terus jatuh korban karena perang suku, tetapi setiap tahun FBLB pertunjukannya di penuhi oleh Perang-Perangan antar suku kalau begini apa edukasi yang kami dapat? apa yang di lestarikan? Mana peran ISBI yang katanya Kampus seni Budaya?

Bahkan noken terbesar yang berhasil mencetak rekor itupun tidak mengunakan benang asli dari masyarakat. Kalau budaya semakin terkikis siapa yang bisa melihat ini ?

ISBI sebagai satu-satunya Kampus seni dan budaya seharusnya memiliki keterlibatan secara inisiatif dalam kegiatan budaya dalam masyarakat sambil memberikan edukasi untuk melestarikan budaya, tetapi sayang rektor pun masih belum bisa melihat hal ini, terus siapa yang masyarakat bisa percaya? Seharusnya pemimpin itu memiliki mata yang jernih untuk menuntun masyarakat.

 

Karya        : Yanto Gombo
Bahan       : Tanah di atas Triplex
Ukuran    : 1×1 meter
Judul         : Buta pura-pura

 

Related

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Foto Berita: Lawan Rasisme, Rakyat Papua di Jayapura Kembali Turun Jalan
Next Article Tuhan yang Mempertemukan, Agama yang Memisahkan
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

YLBHI Papua Pertanyakan Peran KemenkumHAM di Tengah Konflik Bersenjata di Papua
Polhukam Tanah Papua
2 days ago
Surat Terbuka GMNI Jayawijaya: “Orang Wamena Bukan Teroris”
Headline Pendidikan Tanah Papua
2 days ago
TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Darakma Keluarkan Pernyataan Sikap untuk Warga Sipil di Wamena
Polhukam Tanah Papua
3 days ago
Kapitalisme Kolonial dan Penjajahan Baru di Tanah Papua
Artikel Catatan Aktivis Papua
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?