Jayapura, nirmeke.com – Konflik panjang di Kabupaten Nduga terus menunjukkan dampak buruk. Dari sektor pendidikan, diketahui tak ada satupun siswa asal Nduga yang mendaftar ke bangku kuliah di Universitas Cendrawasih.
Ketua Gerakan Papua Mengajar (GPM) yang tergabung dalam Tim Solidaritas Peduli Konflik Nduga Papua, Agus Kadepa mengatakan konflik yang terjadi di kabupaten Nduga sudah merusak masa depan generasi muda Nduga.
“Karena terbukti bahwa di pendaftaran Uncen kali ini melalui jalur lokal itu tidak ada satu anak pun tamatan SMA dari Nduga yang mendaftarkan diri, ini juga membuktikan bahwa selama Desember 2018 hingga Agustus 2019 tidak ada proses belajar mengajar, sehingga berdampak pada tiga ribu lebih anak sekolah yang diabaikan,” katanya saat konfrensi pers di kantor Kontras Papua, Kamis, (1/8/2019).
Menurutnya, harus ada upaya serius untuk mengatasi kondisi ini sehingga masa depan anak-anak Nduga bisa terjamin. Pemerintah juga harus memberikan kepastian bahwa anak-anak Nduga bisa kembali bersekolah.
“Harus ada upaya kemanusiaan yang dibuat untuk menyelamatkan generasi Nduga saat ini, karena tamatan dari Nduga tidak ada yang mendaftarkan diri untuk kuliah terutama di Uncen dan hal ini juga disampaikan langsung juga oleh panitia penerimaan Maba Uncen,” kata Agus.
Sementara itu perwakilan Tim Solidaritas Peduli Konflik Nduga Papua Sem Awom menambahkan sejak operasi pengejaran dilakukan, terdapat sejumlah fasilitas publik seperti sekolah, rumah ibadah dan Puskesmas Pembantu (pustu), hingga rumah warga yang dirusak atau dibakar.
Siswa sekolah pun harus menghentikan pendidikan sebab ganguan keamanan sehingga membuat angka putus sekolah di wilayah ini naik drastis. Berdasarkan catatan di lapangan, anak-anak yang telah mengungsi di Wamena ada 637 anak yang terdiri dari siswa SD-SMA.
“Mereka juga mengalami kendala belajar dan harus difasilitasi untuk mengikuti ujian nasional. Ada sekitar 81 orang guru yang juga ikut mengungsi dan melakukan proses belajar di sekolah-sekolah darurat yang dibangun para relawan kemanusiaan,” katanya.
Sebelumnya untuk masalah pendidikan sekreatris daerah Nduga menyebutkan sebayak 3.457 anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU di sejumlah distrik di kabupaten Nduga hingga kini belum bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar. (*)
Sumber: Jubi.co.id