Jayapura, nirmeke.com – Lembaga Study dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham) Papua berkomitmen tetap berjuang untuk advokasi dan pendidikan HAM di Papua, untuk mencegah kekerasan terhadap kemanusiaan.
Ini disampaikan Pdt. Matheus Adadikam, pengurus baru Elsham Papua ketika di wawancarai, Minggu (11/8/219) di Jayapura, Papua.
Menurutnya, sejak awak visi dan misi Elsham Papua sudah jelas. Meski ada perubahan struktur, visi misi Elsham takkan berubah. Inilah yang dibuktikan Elsham selama 21 tahun berdiri.
“Setelah dievaluasi dan mengalami perubahan struktur dari situlah adanya perektrutan pekerja-pekerja yang baru untuk Elsham sebanyak 20 orang, sesuai tuntutan kerja karena sangat dibutuhkan sesuai prosedur seleksi yang sangat ketat sesuai standar yang berlaku,” katanya.
Ia menambahkan dengan kepengurusan baru Elsham mencoba menata kembali manajemen bersamaan dengan jalannya program advokasi akan berjalan seperti biasa.
“Divisi advokasi, monitoring dan investigasi lalu bidang advokasi terhadap perempuan semua akan jalan sesuai program yang Elsham siapkan untuk jangka pendek yang akan dilaksanakan dalam tiga bulan kedepan,” katanya.
Menurutnya, program akan diawali dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang mengacu pada rencana strategis yang sudah dibuat Elsham untuk tiga tahun kedepan.
Sebagai direktur baru Elsham Papua, ia berharap Elsham tetap menjadi lembaga yang melindungi hak hak masyarakat Papua. Meski ia mengaku ada banyak tantangan serta hal baru, ia yakin Elsham bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman saat ini.
“Dalam konteks yang baru kami mencoba untuk melakukan tugas ini dengan tetap mengacu pada visi-misi,” katanya.
Ia juga berharap ada banyak pihak yang bersedia membantu Elsham bekerja untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak masyarakat Papua.
“Karena kami yakin bahwa dengan bekerja bersama-sama, bekerja mitra akan menolong mengembangkan pekerjaan ini dengan baik, dimana kita bersama-sama membangun demokrasi di Papua dan Indonesia tapi juga kita bersama-sama membangun, mendidik, membimbing masyarakat untuk bagaimana hak-hak mereka bisa terlindungi dan bisa dikerjakan oleh diri mereka sendiri,”katanya.
Sementara itu staf Elsham Papua, Rickar Koibor berharap dengan kepengurusan yang baru bisa menahkodai staf yang ada untuk aktif menyuarakan ketidakadilan HAM di tanah Papua.
“Kami tahu sendiri Elsham selama ini selalu menyuarakan HAM di tanah Papua sehingga kami bisa kerja seperti para pendahulu senior kami yang bekerja konsisten, tegas demi keadilan menyuarahkan aspirasi rakyat untuk menegakkan HAM di Papua,” katanya. (*)
Sumber: Jubi.co.id