Jayapura, nirmeke.com – Pemerintah kota Jayapura mengakui potensi pohon sagu di kota Jayapura dan beberapa daerah lainnya terbatas meskipun sagu sudah menjadi kebutuhan sangat besar karena memiliki potensi perekonomian dalam membantu pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
Hal tersebut di katakan H. Rustam Saru, selaku wakil walikota Jayapura ketika menghadiri kegiatan Klasterisasi Pembuatan Makanan Olahan Berbahan Dasar Sagu dan Buah Pinang bersama mama-mama Papua di dampingi pihak Permodalan Nasional Madani (PNM), Solpap dan Chef Charles Toto di pasar mama-mama Papua. Jumat, (5/7/2019).
“memang potensi sagu di kota terbatas, sama dengan beberapa daerah-daerah lain, karena sagu sudah menjadi kebutuhan dasar di kota saat ini, terutama untuk membangun home industri dari bahan dasar sagu,” katanya.
Karena pohon sagu terbatas di kota, kata Rustam, perlu dilakukan survei pohon sagu baik di kota Jayapura maupun dari daerah-daerah terdekat guna membantu mempermudah proses pembuatannya ketika sagu menjadi primadona di kota.
“ketika sagu menjadi primadona di kota kemudian bahannya habis, akan menjadi masalah terutama sagu akan menjadi makanan lokal khas Papua saat PON 2020 sehingga perlu didukung oleh kita semua baik pemerintah maupun masyarakat melindungi hutan sagu maka jangan tebang sagu sembarangan,” kata Rustam.
Sementara itu mama Siska Yoku, menambahkan ketika sagu menjadi primadona, pohon sagu di sekitar Jayapura, Sentani dan sekitarnya mulai berkurang karena mulai di tebang oleh para investor yang ingin membangun perumahan bekerja sama dengan para pemilik wilayat.
“pemerintah dan pemilik wilayat seharusnya berperan aktif untuk menyelamatkan pohon sagu bukan ikut memusnahkan pohon sagu, jangan sampai sagu (Papeda) jadi dongeng buat anak cucu kita,” katanya. (*)
Editor : Agus Pabika