Jayapura, nirmeke.com – Puluhan Mahasiswa Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura mengelar aksi demonstrasi damai memperingati 48 tahun hari deklarasi Papua Barat 1 Juli 1971-1 Juli 2019 di depan auditorium Uncen Jayapura siang tadi. Senin, (1/7/2019).
Dewo Wonda kordinator aksi mengatakan mahasiswa Papua dan rakyat Papua hari ini memperingatinya sebagai hari deklarasi Papua Barat yang sama halnya juga di peringati di beberapa daerah di Papua.
“ini menunjukan bahwa orang Papua tidak melupakan sejarah lahirnya bangsa Papua Barat hingga sekarang, meskipun negara melalui kekuatan militer membungkam orang Papua sejarah akan terus hidup dan akan di lanjutkan oleh anak cucu hingga indonesia dan PBB harus mengakui kedaulatan bangsa Papua Barat di atas tanah Papua,” katanya.
Ia menambahkan perjuangan dan peringatan hari besar Papua Barat akan terus di peringati oleh generasi penerus karena UU sudah menjamin untuk kami menyampaikan pendapat seperti yang juga tertulis dalam UUD 1945 tertulis “karena itu kemerdekaan adalah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan,” katanya.
Sementara itu Lucky Siep mahasiswa fakultas Fisip Uncen mengatakan 48 tahun lamanya Indonesia hanya memanfaatkan SDA Papua tanpa mempedulikan SDM Papua. Rakyat Papua seakan di bungkam di atas tanahnya sendiri, di tintas dan di aniaya dengan sigma yang negatif.
“dengan momentum memperingati deklarasi ini, mahasiswa Uncen meminta untuk negara segera menarik militer organik dan non organik di seluruh tanah Papua, hentikan operasi militer di Ndugama kabupaten Nduga yang hingga saat ini masih membuat trauma warga sipil serta stop membungkam ruang demokrasi di tanah Papua,” katanya.
Lanjutnya akibat keberadaan militer di Nduga, banyak warga sipil yang harus mengungsi lari ke hutan, tanpa pelayanan kesehatan yang layak serta pendidikan untuk anak-anak usia sekolah harus terkendalah akibat operasi militer ini.
Selain itu Yali Wamu mahasiswa Uncen juga mengatakan TNPB lama berjuang untuk kebebasan tanah Papua sehingga pihak TNI/Polri jangan mengatakan mereka itu sebagai kelompok KKSB, KKB dan sejenisnya karena perjuangan dan perlawanan mereka jelas dan ada serta sudah di ketahui keberadaan mereka oleh dunia internasional. (*)
Editor : Agus Pabika