Jayapura, nirmeke.com – Komunitas Peduli Kemanusiaan Daerah Terpencil (KOPKEDAT) Papua menayakan sejauh mana Team Terpadu utusan Kementrian Kesehatan Indonesia pada bulan Oktober Tahun 2017 2 tahun lalu yang di datang ke Korowai.
Hal tersebut dikatakan Yan Akobiarek ketua Komunitas Peduli Kemanusiaan Daerah Terpencil (KOPKEDAT) Papua kepada nirmeke.com. Jumat, (28/6/2019).
Kata Yan, kedatangan mereka ke Danowage – Korowai Batu bersama Team dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, mereka ada dari bagian Survey land utusan khusus yang katanya dari Jakarta.
“Yang memicu kedatangan mereka adalah “kasus Puti Hatil” mungkin sebagian kita tau si anak Korowai yang malang Luka di Pipi dan Bolong besar menjadi perhatian pemerintah pusat,” kata Yan.
Lanjutnya, setelah kedatangan Team ini dan pergi meningalkan Korowai sampai saat ini belum membuahkan hasil bagi masyarakat Korowai di beberapa wilayah misalnya Danowage dan Brukmakot. Dan ada tempat tempat lain lagi di dataran hutan rimba ini yang masi belum ada akses pelayanan kesegatan secara aktif.
“Saya pikir Team Terpadu ini setelah mereka balik ke Jakarta akan ada perubahan intervensi besar begitu k?. Tapi sampe saat ini belum juga ada perubahan yang sifnifikan, harapan saya kedepan kiranya Presiden yang baru dan Gubernur Papua yang kitong orang Papua sudah pilih bapak Lukas Enembe bisa mengakomodir bagian ini,” kata Yan.
Ia menambahkan karena Jeritan orang kami di pedalaman Korowai Ini bukan baru kita bicara dan sedikitnya orang tau ini masalah yang sudah jelas di depan mata tapi masih saja mereka diabaikan.
Sementara itu mama Perin Lambe Istri penginjil Jimmy Weyato yang sebagai kader di Danowage meminta kepada 5 kabupaten pernatasan dengan Korowai, gubernur Papua dan presiden perpilih untuk melihat pentingnya kesehatan di pedalaman Papua terutama di Korowai yang kurang perhatian. (*)
Editor : Agus Pabika