Jayapura, nirmeke.com – Tokoh awam Katolik pribumi Papua, Markus Haluk mengungkapkan pihaknya telah memetakan basis umat Katolik asli Papua di Keuskupan Jayapura. Menurut dia, Keuskupan itu meliputi 13 kabupaten dan satu kota dengan Jumlah penduduknya berjumlah 1.739.012 jiwa dari 3,3 juta jiwa di Provinsi Papua.
“Keuskupan Jayapura sendiri memiliki enam Dekenat dan 27 Paroki dengan jumlah umat Katolik sekitar 76.500 jiwa dari total 514.935 jiwa umat Katolik di lima Keuskupan yang ada di tanah Papua,” ujar Markus Haluk dalam sambutannya pada Paskah nuansa Baliem di tanah Tabi, misa perdana bersama tiga Imam Putra Baliem dan pengukuhan badan pengurus Kasuokta Baliem di Dekenat Jayapura dan Keerom di Gua Maria Buper, Waena, Sabtu, (8/6/2019).
Ia mengatakan, Keuskupan Jayapura merupakan Keuskupan yang wilayahnya paling luas dari 4 keuskupan lainnya di Tanah Papua yaitu Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Manokwari Sorong, Keuskupan Agats dan Keuskupan Timika.
“Basis orang Katolik asli Papua untuk Keuskupan Jayapura, ada di tiga Dekenat (Kabupaten) masing-masing yang pertama Dekenat Keerom, kedua di Dekenat Pegunungan Bintang dan ketiga di Dekenat Jayawijaya (Pegunungan Tengah),” jelasnya.
Sementara, lanjutnnya, 11 Kabupaten lainnya di wilayah Keuskupan Jayapura saat ini merupakan kabupaten yang bukan basis orang Katolik asli Papua.
“Wilayah yang kami maksud sebagian besarnya ada di daerah pesisir utara di antaranya Kota dan Kabupaten Jayapura serta di wilayah gunung pada suku Lani, Walak, Yali, Meek, Damal, Nduga dan Dauga,” katanya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada orang Baliem agar tinggalkan pola hidup lama dengan semua predikat hitam yang selama ini disebut ‘pengacau’. “Berhenti minum mabuk, berhenti mencuri. Jika kita tinggalkan sikap manusia Baliem yang lama, maka saya yakin 30 tahun yang akan datang dari darah dan rahim bapak, ibu sekalian akan melahirkan 1001 biarawan dan biarawati, imam, Uskup, Kardinal di tanah ini, West Papua, Melanesia,” pukasnya.
“Bagi manusia yang tidak mempunyai iman, harapan dan kasih melihatnya hal ini dan mustahil terwujud namun saya yakin suatu saat semua akan terwujud. Tuhan sendiri bersabda bahwa pada waktunya mereka yang terbelakang akan menjadi yang terkemuka dan sebaliknya,” katanya.
Menurutnya, orang Baliem telah memiliki 10 Imam Katolik maka secara sadar mempunyai tanggungjawab besar. “Kita telah menjadi jalan dan jembatan, kita telah membuka pintu untuk anak cucu kita” ucapnya.
“Karena itu, tebarkan jala hidup, menjalah manusia Balim dan semua umat manusia untuk menjadi satu, kuat dan hidup,” pungkasnya. (*)
Sumber : Wagadei.com