Dekai, nirmeke.com – Samuel Tabuni Direktur LPI Papua saat ada di Dekai ibukota kabupaten Yahukimo selama beberapa, mengatakan untuk Bagun Papua harus ada kesehatan dan pendidikan yang bagus.
Hal tersebut disampaikan, setelah melihat langsung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai, Senin (25/03/2019).
“Selama beberapa hari saya ada di sini, saya mendengar langsung dari hamba-hamba Tuhan bawah satu hari selalu ada yang meninggal, yang dibawah keluar dari rumah sakit, sementara pendidikan pun saya mendengar hal yang sama,” Kata Samuel, di depan kantor bupati Selasa, (26/03/2019).
Untuk membangun Papua sendiri kata dia, secara umum di Papua banyak yang kurang, kekurangan itu adalah pendidikan dan kesehatan.
“Kalau manusianya sudah dibangun Dengan baik dia akan sehat, kalau sehat dia akan cerdas, dan kalau cerdas, maka dia akan berguna di mana saja, sehingga kita di Papua umumnya dan khususnya di kabupaten Yahukimo kita harus benahi rumah sakit dan pendidikan itu sendiri,” ujarnya.
Selain itu katanya, Program pendidikan sendiri sudah menjalani di Papua dimana hal tersebut sudah mengirim orang asli Papua ke luar negeri untuk belajar, sekarang tahap selanjutnya yang akan keluar mengikuti beasiswa Rusia pada bulan Agustus.
“Jadi masalah pendidikan dan kesehatan ini kami sudah memulai, untuk memperbaiki itu tidak bisa dari bupati dan gubernur saja, itu akan lebih bagus kalau orang Papua ada di Senayan dengan posisi yang cukup untuk Ambil keputusan,” Pungkasnya.
Untuk duduk di Senayan menurut nya, sudah saatnya untuk memilih orang asli Papua pada pemilihan umum tanggal 17 nanti.
“Lebih bagus memilih orang yang bisa merubah tanah ini, saya sendiri sudah maju dari partai Nasdem no 10. saya punya konsep pembangunan tentang kesehatan dan pendidikan yang layak. sebelum nya sekarang hal itu saya sudah mulai lakukan,” tambahnya.
Setela melihat langsung di Dekai dia harapkan, untuk anak dan orang tua harus ajar dan didik anaknya dengan tata kelola yang baik dan benar
“Selalu biasakan anak untuk pergi ke sekolah dan siapkan sarapan ubi dan keladi karena ubi (petatas) dan keladi makanan kita orang Papua, begitu juga dengan kesehatan,” Ujarnya
Sementara, Panuel Maling mengatakan, sudah lima bulan berjalan pedagang yang menjual nasi kuning kepada anak anak sekolah di Kl 3 Jalan Seradala sudah melarang keras
“Awalnya sebelum melarang, banyak pedang yang bawah nasi kuning tiap pagi. saya amati dan lihat anak yang makan itu mereka punya muka pucat, sakit, dan dalam kelas selalu mengantuk, makanya pada bulan November saya larang keras agar pedagang tidak bawah lagi,” Bebernya.
lihat perbedaan sebelum larang dan sesudah larang katanya, ada perubahan dulunya siswa yang mukanya pucat macam sakit sekarang berbeda dan dalam kelas tidak pernah mengantuk
“Sehingga masalah pendidikan ini harus bapa dan ibu yang punya anak, tidak boleh di kasih sarapan dengan makanan berminyak, nanti akan terpengaruh juga dengan kesehatan fisik,” jelasnya.(*)
Editor : Agus Pabika