Jayapura, nirmeke.com – Tiga orang mahasiswa diamankan polisi pada aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh solidaritas mahasiswa Papua dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Ambon, untuk korban banjir bandang yang dialami masyarakat Sentani, Kabupaten Jayapura.
Koordinator aksi, Andy Kossay melalui selulernya kepada Jubi, Rabu (20/03/2019) mengisahkan, aksi dimulai dari Tugu Trikora Kota Ambon, pukul 09.00 pagi. Dari sana mereka menuju perempatan lampu merah Masjid Al Fatah, dilanjutkan kawasan ke Gong Perdamaian. Setelah itu, dilanjutkan ke Terminal Pasar Mardika dan terpencar di dalam pasar. Saat itulah, tiga kawan mereka ditangkap pihak intel TNI.

“Tiba – tiba ada pesan di Grup WA bahwa ada tiga kawan yang ditangkap dan dinaikkan ke mobil patroli milik TNI. Aksi kami terhenti, lalu naik mobil dan menuju titik yang di maksud,” terangnya.
Sesampainya di sana, pihaknya lalu menanyakan dasar penangkapan tiga rekan tersebut. Namun pihak keamanan mengatakan bahwa nanti di kantor akan dijelaskan.
“Kami ikut ke kantor Kodim. Di sana kami menanyakan dasar hukum penangkapan. Tapi pihak Kodim bilang mereka pakai atribut yang dianggap terkait dengan gerakan Papua Merdeka, Ada gelang dan Noken bermotif Bintang Kejora ,” jelasnya.
Lanjut Kossay, pihak TNI lalu menyerahkan kepada kepolisian setempat. Tiga tersangka lalu diserahkan ke Polres Perigi Lima untuk diinterogasi.
“Kami hubungi LBH Maluku. Mereka datang dan jelaskan jika tidak ada dasar hukum untuk penangkapan tiga rekan kami. Akhirnya, kami dipulangkan,” bebernya.
Menurut Andy Kossay, pihak kemanan harus jeli melihat persoalan ini. Pasalnya aksi yang dilakukan adalah aksi kemanusiaan. Lalu Noken dan gelang yang dipakai kawan – kawan jangan dikaitkan dengan Papua Merdeka.
“Ini sudah keliru. Sebab aksi kami tidak ada hubungannya dengan Papua Merdeka, tetapi murni keprihatinan kami atas musibah yang dialami warga di Sentani,” terangnya.
Anggota PMKRI Ambon, Izak Ruban menyesalkan tindakan aparat tersebut. Dia bilang aksi ini murni untuk banjir bandang di Sentani dan warga di Nduga.
“Sangat disayangkan kalau hanya atribut dijadikan masalah. Sebab aksi ini adalah kepedulian kami terhadap para korban,” katanya.
Ruban bilang, aksi tersebut akan dilanjutkan Jumat nanti. Namun dia berharap, tidak ada lagi tindakan yang aneh dan konyol dari pihak keamanan setempat.
“Kami akan lanjut Jumat nanti. Saya berharap semua akan berjalan lancar. Tidak seperti hari ini,” katanya.(*)
Sumber: Jubi.co.id