Deiyai, nirmeke.com – Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya suatu penyakit menular dengan cara berimunisasi bagi anak usia 0 bulan hingga 15 tahun.
Hal tersebut dikatakan Bupati Deiyai, Ateng Edowai saat membuka Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di halaman kantor Bupati Deiyai, Senin, (18/3/2018). Menurut dia, imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif dan utama dalam pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
“Pekan Imunisasi Nasional ini juga merupakan bagian dari perjuangan besar seluruh umat manusia untuk memerangi penyakit dan virus Polio. Dengan Imunisasi Polio kita ciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas, yang bebas dari cacat tubuh karena polio,” ujar Bupati Ateng Edowai.
Penyakit itu awal mulanya ditemukan pada awal tahun 2018 lalu di negara Papua New Guinea (PNG) dan akhirnya mengalami kejadian luar biasa (KLB) Polio Virus cVDPV Tipe 1. Sedangkan pada 27 September 2019 lalu, penyakit itu ditemukan di Kabupaten Yahukimo, Papua.
“Maka penyebaran penyakit Polio tersebut sama seperti penyakit HIV/Aids, artinya mudah pindah dari anak satu ke anak lainnya. Penyakit ini kita punya anak-anak tiba-tiba lumpuh, layu dan akut pada usia di bawah 15 tahun. Tapi penyakit tersebut ada obatnya. Jangan takut,” katanya.
Untuk itu, Bupati Edowai memerintahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat segera atasi penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Deiyai, Kornelis Pakage menjelaskan, berdasarkan rekomendasi dari Komisi Ahli Eradiksi Polio dan Komisi Penasehat Ahli Imunisasi Nasional tahun 2019, agar segera lakukan upaya untuk menghentikan penularan virus cVDPV Tipe 1 dengan melakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional (SPINP) yaitu pemberian Imunisasi Polio Tetes tambahan secara massal di wilayah kerja Kabupaten Deiyai.
“Pelaksanaan SPINP ini untuk menjaga generasi emas masa depan suku Mee asal Kabupaten Deiyai yang tercinta ini. Maka, lintas sektor, ASN dan semua keluarga di mohon kerja sama. Jadi ini dilaksanakan untuk memutuskan mata rantai penularan Virus cVDPV Tipe 1 dan menanggulangi KLB agar Kabupaten Deiyai bebas polio,” jelas alumnus Unair Surabaya pada Magister Manajemen Kesehatan ini.
Kegiatan itu, dilaksanakan dengan cara pemberian Imunisasi BOVP kepada anak usia 0 bulan sampai dengan 15 tahun sebanyak minimal dua putaran dengan target cakupan sekurang-kurangnya 95 persen.
“Putaran pertama tanggal 18-25 Maret 2019, sedangkan putaran kedua pada bulan April 2019. Sasaran bayi dan balita, 25 TK dan PAUD, 56 SD, 12 SMP, tiga SMA dan dua SMK. Sebanyak 27.460 anak,” katanya sambil menambahkan sumber pendanaan dibebankan pada APBN dan APBD. (*)
Sumber : Wagadei