Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Tulis judul berita...
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
Reading: Belajar dari pulau Ahe kelola destinasi wisata Papua
Share
Notification
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
Tulis judul berita...
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Belajar dari pulau Ahe kelola destinasi wisata Papua

Belajar dari pulau Ahe kelola destinasi wisata Papua

admin
Last updated: March 16, 2019 01:30
By
admin
Byadmin
Follow:
6 years ago
Share
4 Min Read
SHARE

*Oleh: Hari Suroto

Iklan Nirmeke

 

Pulau Ahe terletak di Kampung Mambor, Distrik Kepulauan Moora, Kabupaten Nabire. Pulau ini pernah menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara. Pulau ini pada mulanya dikelola oleh insvestor dari Belanda yaitu Mr. Arne.

Oleh Mr. Arne, pulau Ahe dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung wisatawan, baik homestay, dermaga perahu, maupun fasilitas menyelam.

Selain itu, dia mendatangkan beberapa ekor burung mambruk, kuskus, dan hewan asli pulau, seperti tikus tanah dan berbagai jenis burung liar ke sana dan tidak boleh diganggu atau ditangkap. Masyarakat Kampung Mambor juga tidak diperbolehkan menangkap ikan di sekitar pulau Ahe atau tidak boleh beraktivitas di sekitar perairan pulau Ahe.

Selain itu Mr. Arne juga mempekerjakan pemuda dari Kampung Mambor untuk bekerja di homestay. Namun pengelolaan pulau Ahe bermasalah. Berdasarkan sumber yang tidak mau disebutkan namanya, Mr. Arne kurang banyak berkontribusi dalam pembangungan di Kampung Mambor.

Selain itu, pemuda di kampung Mambor yang bekerja di homestay perilakunya jadi berubah, mulai mengenal minuman keras. Selain itu pada hari Minggu, para pemuda ini tetap mengantar wisatawan untuk menyelam, sehingga mereka tidak pergi beribadah ke gereja lagi.

Namun, dari segi positifnya lingkungan tetap terjaga oleh karena pengelolaan pulau tersebut, baik ekosistem bawah air, maupun lingkungan pulau.

Hewan-hewan seperti tikus tanah, mambruk, maupun kuskus, pada siang hari bebas berkeliaran tanpa peduli pada wisatawan yang berjemur di pantai. Begitu juga dengan kondisi bawah air pulau, terumbu karang terjaga, segala jenis ikan mudah dijumpai, dan menjadi atraksi tersendiri ketika wisatawan dapat memberi makan ikan di dermaga.

Namun kondisi saat ini berbeda. Kita sulit melihat kuskus dan mambruk di pulau Ahe. Kelelawar dan burung-burung liar juga susah dijumpai, karena diburu setiap malam dengan senapan angin. Sampah plastik bertebaran di sepanjang pantai. Hanya terlihat puing-puing bekas homestay.

Hingga kini masalah pengelolaan wisata pulau Ahe belum selesai, tapi Mr. Arne berusaha untuk tetap mengelola lokasi wisata itu.

Masyarakat terpecah menjadi dua suara–mendung dan menuntut pria asal Belanda itu agar tidak mengelola pulau Ahe lagi. Persoalan ini sudah dibawa hingga ke bupati dan DPRD Nabire, tapi belum ada keputusan untuk menyelesaikan sengketa pulau Ahe.

Iklan Otomatis

Belum ada titik temu dalam sengketa pengelolaan itu. Pertemuan demi pertemuan yang melibatkan pihak-pihak terkait juga belum menemukan titik temu.

Pada dasarnya, menurut sumber di sana, masyarakat Mambor hanya menginginkan komunikasi baik dan dialog dengan Mr. Arne atau investor lainnya agar memperhatikan kondisi masyarakat sekitar dengan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Hal lainnya adalah pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan kearifan lokal. Misalnya, hari Minggu adalah hari libur dan tidak boleh ada aktivitas apapun selain beribadah. Mengantar wisatawan pada hari Minggu dianggap keliru karena merupakan hari beribadah.

Selain itu dalam hal CSR, harus menyisihkan penghasilan homestay untuk pembangunan kampung maupun fasilitas umum kampung seperti gereja. Apa yang bisa dipelajari dari kasus Mr. Arne di pulau Ahe? Siapa pun investor yang mau berinvestasi di Papua, dialog dan komunikasi tidak boleh terputus, dan tetap menghormati kearifan lokal setempat.

Untuk masyarakat Mambor dan masyarakat Papua di manapun, harus mengambil nilai positif dan contoh positif dari kasus pulau Ahe, yaitu tetap menjaga lingkungan sekitar, baik flora dan fauna di atas tanah, maupun ekosistem bawah airnya.

Pulau Ahe saat ini hanyalah sebuah pulau kosong yang tidak berpenghuni–hanya ditumbuhi pohon kelapa dan semak belukar saja. Kondisi bawah airnya sudah tidak terpelihara lagi. Ikan-ikan sudah berkurang, baik jenis maupun jumlahnya.

Ada hal yang harus dipelajari oleh Pemerintah Kabupaten Nabire, yaitu pemerintah daerah harus melindungi masyarakat lokal. Pemda dan DPRD harus menyiapkan payung hukum untuk melindungi masyarakat lokal. (*)

 

*Penulis adalah peneliti di Balai Arkeologi Papua

Sumber:  Jubi co.id

 

Related

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Belajar mandiri, Membuka kios sambil kuliah
Next Article Fotografer dan filmaker Papua berbagi lewat udara
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan dari Nirmeke.com
Ad image

Berita Hangat

Warga Peleima Tolak Kehadiran TNI Non-Organik di Distrik Ibele dan Taelarek
Tanah Papua
6 hours ago
Trauma dan Ketakutan: Warga Ibele Desak TNI Angkat Kaki
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
7 hours ago
TPNPB Kodap XXVII Sinak Bantah Klaim TNI: Empat Pemuda yang Disebut Menyerah adalah Pelajar SMP
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
7 hours ago
80 Anggota Polisi Baliem Selesaikan Pembinaan Fisik dan Karakter, Siap Diterjunkan ke Lapangan
Tanah Papua
15 hours ago

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

- Advertisement -
- Advertisement -
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?