Jayapura, nirmeke.com – Belasan aktivis Komunitas Anak Muda Peduli Tanah Papua menggalang dana bagi anak-anak pengungsi dari Kabupaten Nduga yang sejak Desember sampai sekarang mengungsi ke Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya. Hingga kini, para pengungsi dari Nduga itu belum mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai.
Penggalangan dana oleh Komunitas Anak Muda Peduli Tanah Papua itu setiap hari di sejumlah perempatan jalan utama di Kota Jayapura, Papua. Selain itu, pada 17 Maret dan 24 Maret 2019 mendatang Komunitas Anak Muda Peduli Tanah Papua akan membuka pos penerimaan bantuan uang dan pakaian layak pakai bagi anak-anak pengungsi Nduga di belakang pasar ikan Tempat Pelelangan Ikan Hamadi, Kota Jayapura.
“Hari Minggu ini, dan hari Minggu pekan berikutnya, kami ingin mengumpulkan dana bantuan dan baju layak pakai bagi anak-anak pengungsi di Nduga, kata Ketua Komunitas Anak Muda Peduli Tanah Papua, Nicholas Imbiri di Kota Jayapura, Rabu (13/3/2019).
Menurut Imbiri, jumlah anak usia sekolah dari Nduga yang kini mengungsi ke Wamena itu mencapai 603 anak. “Ada yang masih duduk di SD, bahkan anak Taman Kanak-kanak. Ada pula yang sudah SMP dan SMA. Kondisi anak-anak itu sangat memprihatinkan, karena keterbatasan makanan, tempat tinggal, maupun waktu untuk bersekolah. Selain menggalang dana di Hamadi, kami juga akan menggalang dana di gereja. Semua bantuan akan kami kirimkan atau kami transfer kepada relawan di Wamena,” kata Imbiri.
Para warga dari Kabupaten Nduga mengungsi meninggalkan kampung halamannya sejak Desember 2018 lalu, setelah terjadinya pembunuhan para pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018. Pasca pembunuhan itu, Polri dan TNI terus menambah jumlah polisi dan tentara di Kabupaten Nduga, dengan alasan sedang menggelar operasi penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya.
Penambahan jumlah polisi dan tentara di Kabupaten Nduga sejak awal Desember 2018 telah membuat para penduduk Nduga mengungsi ke hutan, meninggalkan rumah dan kebun yang menjadi sumber pangan mereka. Sedikitnya telah ada tiga orang warga Nduga dilaporkan meninggal di pengungsian. Dokumentasi kunjungan lapangan yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nduga pada 15 Januari hingga 5 Februari 2019 merekam kesaksian para penduduk di Nduga yang menyatakan mereka lari mengungsi karena takut kepada TNI dan polisi.
Imbiri meminta Pemerintah Provinsi Papua untuk segera tangan memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi para pengungsi dari Kabupaten Nduga. Imbiri menegaskan anak-anak pengungsi itu harus mendapatkan pelayanan pendidikan secepatnya. “Saya berharap organisasi kemasyarakatan bergandengan tangan menyelamatkan anak-anak pengungsi dari Nduga ini. Mereka juga membutuhkan bantuan buku bacaan maupun alat tulis,” kata Imbiri.
Terkait penggalangan dana yang dilakukan di berbagai perempatan jalan utama di Kota Jayapura, Max Karubaba yang juga relawan Komunitas Anak Muda Peduli Tanah Papua menyatakan penggalangan dana di sejumlah jalan utama itu dilakukan pada hari kerja. Jumlah lokasi akan bergantung dari jumlah relawan yang bisa mengumpulkan dana pada hari kerja itu.
“Para relawan kami akan mengumpulkan uang dari pengguna jalan mulai jam 10.00 hingga 16.00 WP. Kami sudah melayangkan pemberitahuan kepada polisi bahwa kami mengumpulkan dana bagi para pengungsi dari Kabupaten Nduga,” kata Karubaba. Para pihak yang ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi Max Karubaba melalui sambungan telepon nomor 082248239268. (*)
Sumber : Suara Meepago