Manokwari, nirmeke.com – Momentum hari Perempuan se-Dunia, Forum Independent Mahasiswa (FIM) Manokwari menggakomodir perempuan Papua untuk mengelar diskusi penindasan perempuan Papua.
Arnold Halitopo ketua Forum Independent Mahasiswa (FIM) Manokwari mengatakan sejarah gerakan perempuan telah mencacat bahwa tanggal 8 Maret adalah hari perempuan se-dunia. Minggu, (10/3/2019).
Kaum perempuan telah mengalami kenyataan pahit dari zaman dahulu hingga sekarang ini. Mereka dianggap sebagai kaum yang tidak berdaya, lemah, tidak mampu bersaing dan tidak memiliki keahlian, berbagai bentuk diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil diterima oleh kaum perempuan. Kaum perempuan kemudian mencoba berjuang untuk mendapatkan hak mereka sebagai manusia.
“Momen Hari perempuan se-dunia. Perempuan Papua di Manokwari mengelar diskusi tentang penindasan yang di alami oleh perempuan Papua saat ini. Penindasan yang di alami oleh perempuan Papua berupa diskriminasi yang terus berjalan sehingga dengan diskusi seperti ini diharapkan membangkitkan semangat perempuan Papua untuk menjadi revolusioner dalam berbagai bidang,” katanya.
FIM juga meminta kepada pemerintah kabupaten/kota dan Provinsi Papua dan Papua Barat segera memberhentikan program Keluarga Berencana (KB) di tanah Papua terhadap orang asli Papua.
“Program KB sama saja pabrik racun pembunuh manusia Papua secara tidak langsung. Pemerintah provinsi Papua dan Papua Barat segera membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk memproteksi orang asli Papua saat ini,” kata Arnold.
Sementara itu Lena salah satu peserta diskusi mengatakan saatnya perempuan Papua bangkit untuk melihat penindasan yang di hadapi ini. Diskriminasi yang di hadapi oleh perempuan Papua dari dulu hingga hingga saat ini adalah pemerkosaan, pembunuhan, dan penganiayaan. (*)