Jayapura, nirmeke.com – KAMAR Adat Pengusaha Papua (KAP Papua) adalah wadah untuk mendorong pengusaha asli Papua bisa maju di daerah sendiri. Untuk tujuan itu, KAP Papua juga membatu memfasilitasi para pengusaha asli Papua dengan pemerintah, terutama pemerintah daerah, agar terlibat dalam pembangunan dan kegiatan di Tanah Papua.
Salah satu kegiatan akbar yang akan berlangsung di Tanah Papua tahun depan adalah Pekan Olaraga Nasional (PON) 2020. Papua dipercaya sebagai tuan rumah pesta akbar nasional tersebut. Dipastikan, ribuan atlet dan pendamping dari seluruh provinsi di Indonesia akan datang ke Papua.
Peran apa yang bisa dimainkan para pedagang asli Papua untuk ikut menyemarakkan dan sekaligus mendapatkan untung? Apa yang akan dilakukan KAP Papua untuk menjembataninya?
Pada Selasa, 26 Februari 2019 KAP Papua menggelar acara pelantikan pegurus periode 2018-2023 di Gedung Negara Dok V, Kota Jayapura. Musa Haluk dilantik sebagai ketua umum Badan Pengurus Pusat (BPP) KAP Papua.
Usai pelantikan, Jubi menanyakan apa yang akan dilakukan KAP Papua terkait kegiatan PON kepada Musa Haluk.
Ia mengatakan KAP Papua sudah melakukan pertemuan dengan KONI Papua membicarakan bagaimana mempersiapkan pengusaha Papua untuk menghadapi PON 2020.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Ketua KONI Papua dan dia juga berharap KAP bisa merangkul semua pengusaha dan pedagang untuk terlibat memasarkan produk mereka dalam bentuk cendera mata,” katanya.
Menurut Haluk, KONI Papua mempercayakan KAP Papua untuk mempersiapkan hasil kerajinan tangan mama-mama pengusaha Papua seperti aksesoris khas Papua, makanan, dan minuman khas Papua. Artinya, persiapan tersebut menjadi tanggung jawab KAP Papua.
“Selain aksesoris dan pangan lokal Papua, KAP Papua juga diminta menyiapkan hasil usaha produk lokal milik pengusaha atau petani Papua dari semua daerah, seperti kopi dan lainnya,” katanya.
Musa mengatakan pengurus pusat KAP Papua sekarang sedang berupaya memenuhi legalitas hukum, seperti melakukan pelantikan yang resmi. KAP akan turun ke tiap kabupaten dan kota untuk merangkul semua pengusaha Papua yang memiliki potensi usaha untuk dipasarkan pada kegiatan PON 2020.
“Lebih ke pemasaran aksesori-aksesori khas Papua, noken, ukiran kulit kayu, kopi, buah merah, sabun, dan pangan lokal dengan label atau motif PON 2020,” katanya.
Ia menjelaskan produk lokal yang sudah diunggkulkan oleh KAP Papua adalah sabun mandi yang diproduksi di Kabupaten Keerom dan beberapa produk lain, termasuk noken dan kopi. KAP sedang mengupayakan untuk semua produk tersebut dapat diproduksi dengan motif PON 2020.
“Tinggal bagaimana kita kembangkan dan bekerja sama dengan pemerintah supaya pada saat PON berlangsung mereka punya produk itu bisa dipakai untuk dipasarkan, sekaligus dipromosikan,” katanya.
Berapa jumlah pengusaha atau pedagang yang sudah terdaftar dan mempersiapkan diri terlibat pada kegiatan PON 2020?
Haluk mengatakan KAP Papua sedang melakukan pendataan di pusat maupun kabupaten dan kota di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Soal berapa banyak jumlah pengusaha dan pedagang yang terdaftar, KAP Papua masih melakukan pendataan dan mengintruksikan kepada pengurus DPD kabupaten dan kota di daerah untuk mendata pengusaha di daerah mereka masing-masing sehingga kami bisa melihat produk apa yang harus kami angkat dari daerah tersebut untuk dipamerkan,” katanya.
Menurut Haluk, selesai pelantikan pengurus akan mengumpulkan data akurat dan menargetkan selesai dalam tiga bulan.
“Kami berharap Pemerintah Provinsi Papua dan KONI Papua bisa memberikan kesempatan kepada KAP Papua untuk ambil bagian di dalam kegiatan PON,” ujarnya.
Sementara, Pemerintah Provinsi Papua meminta pemuda di tujuh wilayah adat, yaitu Mamta, Saereri, Ha Anim, Bomberai, Domberai, La Pago, dan Mee Pago yang tergabung dalam KAP Papua untuk membangun sinergitas.
Sekretaris Daerah Papua, Hery Dosinaen, mengatakan membangun perekonomian Papua tidak mudah, karena itu membutuhkan kerja sama, disiplin, dan koordinasi antar sesama pemuda dan pemerintah daerah.
“Kami harapkan dengan kepengurusan baru KAP Papua, ada kerja sama sesuai dengan apa yang diamanatkan Presiden, khusus Gubernur Papua untuk menyejahterakan masyarakat melalui sektor perekonomian,” kata Dosinaen, usai melantik pengurus KAP Papua.
Menurutnya, kerja sama perekonomian di era kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Lukas Enembe-Klemen Tinal, sudah dilakukan. Mereka menginginkan Kota Jayapura menjadi pintu gerbang perekonomian Indonesia bagian timur.
“Untuk mencapai itu harus ada akses, baik udara, maupun laut dan darat, itu membutuhkan semua sinergitas dari lembaga negara dan lainnya, kami harap KAPP bisa manfaatkan peluang tersebut dengan terus mengasah kemampuan pengusaha asli Papua sehingga mampu bersaing,” katanya.
Ketua Dewan Adat Papua, Dominikus Surabut, berharap kepengurusan KAP Papua yang baru benar-benar dapat mengangkat ekonomi orang asli Papua dari ekonomi kampung hingga kota sehingga pertumbuhan ekonomi yang baik dapat berjalan di tengah masyarakat Papua.
“Pemberdayaan ekonomi terhadap orang Papua menjadi tanggung jawab KAP dan KAP Papua mempunyai peran penting untuk mengangkat potensi alam Papua melalui pengusaha Papua sehingga kami berharap KAP Papua dapat benar-benar bekerja sesuai tupoksi di bidang usaha,” katanya. (*)
Reporter : Agus Pabika
Sumber : Koran Jubi