Jayapura, nirmeke.com – Harusnya ini dusun sagu sebagai tempat resapan air, seperti layaknya muara kali pada umumnya di Tanah Papua ini. Tapi di Kota Jayapura, di ubah menjadi pasar besar dan pemukiman warga akhirnya banjir.
Ungkap Eka Kristina Yeimo, Dosen FKIP program studi Geografi di Universitas Cendrawasih Jayapura. Senin, (25/2/2019).
Kata Eka, Dulu waktu Pasar di Kampkey, tempat ini masih bisa sedikit resap air, tapi setelah pasar pindah waktu ke waktu hanya jadi sasaran empuk Banjir.
“Beda halnya dengan pasar Youtefa. Tempat tersebut satu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang memang menjadi tempat atau hulunya tersambung ke kali Acai,” katanya.
Lanjutnya, Ini dulu aliran sungai yang sangat besar, dia bukan anak sungai tapi salah satu induk sungai yang pingirannya tidak boleh ada bangunan rumah warga atau aktivitas di atas daerah sungai karena akan berdampak sekali seperti yang terjadi sekarang, terutama banjir.
“pasar Youtefa dulu adalah rawa tempat tergenangnya air jadi tidak heran kalau sekarang ini sering banjir dan tergenang air ketika hujan turun karena itu tempatnya dan muaranya ke Engros, karena tempat tersebut rawa yang mereka timbun untuk membuat pasar dan itu salah mereka menempatkan pasar disitu,” ujar Eka.
Ia menambahkan Pemerintah harus mencari alternatif tempat lain untuk memindahkan pasar Youtefa yang sering banjir karena pedangang selalu menjadi korban.
Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Jayapura Robert Awi mengatakan pasar Youtefa yang baru di bangun di jalan kantor Otonom Kotaraja rencana akan diresmikan pada Oktober 2019.
“Pedagang di induk regional pasar Youtefa akan dipindahkan ke bangunan pasar Youtefa yang baru pada Agustus 2019. Dan terkait dengan rencana peresmian pasar pasar baru tersebut pada Oktober 2019,” katanya. (*)