Jayapura, nirmeke.com – Cipayung di tanah Papua terdiri dari GMKI, HMI, PMKRI, GMNI dan PMI mengecam aksi tindakan represif pihak kepolisian terhadap mahasiswa di kota Balikpapan yang dibubarkan paksa ketika melakukan aksi demostasi.
Akibat tindakan represif dari pihak kepolisian terdapat sedikitnya 11 sampai 14 mahasiswa harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat mendapat tindakan kekerasan (pemukulan) dari pihak kepolisan kota Balikpapan pada 11 Februari 2019 lalu.
Victor Tibul ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Jayapura mengatakan semua pengurus cipayung di tanah Papua saat ini menyikapi dinamika yang terjadi di Balikpapan dimana menggorbankan beberapa anggota cipayung oleh pihak kepolisian sangat disayangkan sekali. Minggu, (17/02/2019).
“itu memang murni tindakan represif aparat kepolisan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan di negara yang dijamin oleh undang-undang,” katanya.
Karena kata Victor, setiap warga negara bebas berekspresi namun itu dihalangi dan dibatasi dengan ruang-ruang yang memang tidak etis yang di ciptakan oleh aparat-aparat kepolisian.
“Kami juga berharap agar institusi kepolisian di negara ini juga untuk tidak perlu dipolitisir bila ada muatan-muatan politik disana menuju pileg dan pilpres 2019 mendatang,” katanya.
Lanjutnya, OKP cipayung juga berharap agar kejadian ini tidak terjadi di tempat lain, apalagi di Papua karena hari ini sangat bagus dalam hal ini ruang-ruang demokrasi masih cukup diberikan untuk kita bereskpresi.
“kepolisian di Papua juga kami berharap untuk tidak melakukan hal yang sama di mana mempertontonkan kebodohan seperti yang dilakukan di Balikpapan,”
Cipayung juga berharap Institusi kepolisian terutama Kapolri untuk bisa melakukan evaluasi secara menyeluruh lembaga kepolisian di negara republik indonesia.
“sebagai bentuk solidaritas kami mau buat aksi di Jayapura, tidak di beri ijin oleh pihak kepolisan dan menelfon kami berulang-ulang bahwa aksi yang di lakukan cipayung akan kami bubarkan kata pihak kepolisian, apa ini ketakutan yang terjadi di dalam internal kepolisian atau merasa terancam dengan kehadiran kami saat berdemontrasi,” katanya.
Sementara itu Putra Alifur Rumangia ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jayapura berharap intitusi Polri merevolusi total intitusi-insitusi Polri yang ada di Indonesia untuk mengedepankan kinerja mereka dimana mengayomi dan melindungi rakyat.
“Cipayung Papua mendesak kepada Kapolri untuk menindak lanjut kasus pemukulan yang di lakukan oleh pihak kepolisian di Balik Papan terhadap aggota cipayung ketika melakukan aksi demontrasi pada tangga 11 Februari 2019, saat kegiatan Hut Balikpapan, diantaranya menyuarahkan masalah banjir dan korupsi RPU,” katanya. (*)
Editor : Agus Pabika