Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Septinus Alua Perkenalkan Budaya Papua sampai Australia lewat sepak bola
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Septinus Alua Perkenalkan Budaya Papua sampai Australia lewat sepak bola

Septinus Alua Perkenalkan Budaya Papua sampai Australia lewat sepak bola

admin
Last updated: February 16, 2019 09:39
By
admin
Byadmin
Follow:
6 years ago
Share
3 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com – Pesepakbola asal Wamena, Papua, Septinus Alua, tidak pernah bermimpi bisa bermain sepak bola sampai ke Australia.

Iklan Nirmeke
Ad image

Gelandang Persija Jakarta yang dibesarkan di daerah pegunungan tersebut bisa berkelana jauh dari kampung halamannya hingga ke luar negeri.

Pemain berusia 29 tahun itu pun berkesempatan mencicipi menggocek bola di atas rumput Stadion Newcastle Energy, Australia.

Septinus Alua menjadi salah satu dari 18 pemain yang dibawa oleh sang juru taktik Persija, Ivan Kolev ke Negeri Kangguru.

Permainannya sepak bola kali ini untuk melakoni ronde kedua kualifikasi Liga Champions Asia melawan Newcastle Jets yang sudah berlangsung pada Selasa (12/2/2019).

“Bermimpi bermain bola sampai ke Australia tidak pernah, mungkin saya pernah berkhayal saja dan puji Tuhan khayalan itu menjadi kenyataan sekarang,” ujar Septinus Alua.

“Saya sangat bersyukur berkesempatan menjadi bagian dari semua ini. Saya akan membuktikan di lapangan jika dipercaya lagi bermain nanti,” ucapnya lagi.

Sebelumnya, pada ronde pertama melawan Home United, dia berkesempatan bermain selama 11 menit menggantikan Ramdani Lestaluhu.

Dia berhasil mengantarkan Macan Kemayoran menang dengan skor 3-1 di markas lawan.

Di sisi lain, meski tahun pertamanya berlaga di kualifikasi Liga Champions Asia, Septinus Alua mengaku sudah tidak tegang apalagi grogi menjalani laga bersama Ismed Sofyan dan kawan-kawan.

“Kalau grogi atau tegang sih tidak ya. Biasa saja. Berkat semangat mungkin dan pengalaman main di AFC Cup,” katanya.

Harapannya, pada masa mendatang bisa mendapat banyak kesempatan untuk bermain membela Persija Jakarta sesuai arahan Ivan Kolev.

Iklan Nirmeke
Ad image

“Semoga dalam pertandingan yang akan datang nanti bisa mendapatkan menit bermain yang lebih banyak lagi,” tuturnhya.

Prestasi Septinus Alua terus menanjak. Dia pada tahun 2018 mencatat tiga kali penampilan di Liga 1, dua di antaranya sebagai pemain pengganti dan di AFC Cup sebanyak dua kali.

Selain itu, dia ingin menambah jam terbangnya di kompetisi Asia.

 

Promosi budaya Papua

Eks pemain Perseru Serui itu juga mengaku ingin terus memperkenalkan budaya kampung halamannya kepada dunia, Wamena, Papua.

Pemilik nama kecil Anoma itu pun selalu membawa tas selempang rajutan atau tas noken alias su hotik–bahasa asli Wamena– di tubuhnya.

“Iya betul saya selalu bawa tas ini setiap tur keluar. Salah satunya untuk memperkenalkan budaya leluhur saya di Wamena, Lembah Baliem, Papua. Ini sudah menjadi bagian kultur kami,” ucapn Septinus Alua.

“Tas ini biasa disebut noken yang berarti tas di kampung saya. Ini juga sebagai tanda jika saya orang Wamena,” katanya.

Jadi biar ke mana pun saya pergi pasti memakai noken ini biar gampang di kenal dari sesama saudara dari Wamena,” ucapnya.

Noken Wamena sendiri telah diakui dunia internasional lewat UNESCO pada tahun 2012 sebagai warisan budaya dunia tak benda. (*)

 

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Harapan Gubernur Papua pada puluhan ribu relawan HIV/AIDS
Next Article Cipayung di Papua kecam tindakan represif kepolisan terhadap mahasiswa di Balikpapan
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
2 days ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
2 days ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
2 days ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?