“kita akan mengundang mereka untuk memberikan penyuluhan serta melatih para relawan melalui Bimtek terkait dengan bagaimana penanganan, pendekatan terhadap masyarakat dan ODHA saat terjun di lapangan,” kata Yan.
Kata Yan, Pelatihan Bimtek relawan ini akan berjalan selama satu Minggu. Dalam Raker juga akan disusun (diatur) soal struktur seperti apa yang akan dijalankan KPA sesuai surat keputusan (SK) yang sah sebagai bentuk legalitas hukum sesuai saran auditor.
“untuk relawan kabupaten/kota, kami akan turun untuk supervisi terhadap pengurus lama KPA karena mereka belum kasih laporan resmi program apa yang sudah jalan dan belum,” kata Yan.
Sehingga kata Yan, perekrutan dan prgram ini harus dimulai dari provinsi dan untuk 29 kabupaten/kota akan ditetapkan kordinator-kordinator, setelah itu ada respon dari Pemerintah Daerah (Pemda) akan dilanjutkan rekrutmen dan pengadaan kantor.
Sementara itu dr. Agnella Chingwaro pemilik klinik Walihote yang selama ini menampung ODHA mengatakatan untuk menyelamatkan orang dengan OHDA adalah kita sendiri orang Papua.
Dr. Agnella Chingwaro menjelaskan selama 7 tahun lebih melayani di klinik Walihole, pasien yang berobat dan menjalani perawatan rata-rata orang asli Papua (OAP) dan ini menjadi tantangan dan tanggung jawab dari anak-anak muda Papua terlebih khusus tenaga kesehatan dapat tergerak hati untuk bergabung bersama kami untuk melayani dan menyelamatkan generasi muda Papua yang sangat rentan dengan virus HIV/AIDS di tanah Papua. (*)