Jayapura, nirmeke.com – Front Persatuan Rakyat dan Mahasiswa Anti Militerisme menagih janji Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang sempat menyatakan akan membentuk tim independen untuk menginvestigasi kasus pelanggaran HAM di Nduga Papua.
Salah satu Mahasiswa Papua, Ambrosius Mulait mengatakan, ia dan peserta aksi lainnya menagih janji Komnas HAM pasca pengaduan yang dilayangkan pada 19 Desember lalu terkait pengeboman di Kampung Mbua dan Yigi.
“Waktu itu Komnas HAM berjanji akan membentuk tim independen namun tidak dilaksanakan sesuai janji 30 hari, padahal rakyat sipil di Nduga sedang sekarat di hutan membutukan pertolongan tim Independen, untuk mengantarkan sembako dan lainnya. Kata komisioner Komnas HAM, mereka sedang menjalin komunikasi dengan Komnas HAM di Jayapura dan aktivis HAM di Wamena untuk memastikan semua informasi yang beredar,” ceritanya seperti dalam rilis yang diterima Jubi, kemarin.
Dalam kesempatan ini, peserta aksi juga meminta Komnas HAM segera menyurati Presiden Jokowi dan Kapolri Tito untuk segera menarik Militer dari Nduga.
Peserta aksi lainnya, Ikonius Waker mendesak Pemerintah Indonesia menghentikan berbagai tindakan represif aparat di Nduga. Menurutnya, saat ini kondisi warga di Nduga sangat memprihatinkan. Mereka terpaksa mengungsi kedalam hutan dimana pasokan makanan juga tak memadai. Belum lagi kondisi kesehatan warga Nduga yang mengungsi semakin memprihatinkan.
“Akibat penyisiran di tiga kampung sebagian rakyat sipil meninggal dan kami yang masih hidup sudah satu bulan di hutan untuk melindungi diri dari aparat yang melakukan operasi militer besar-besaran dari tanggal 2 Desember 2018 hingga sekarang tahun 2019, masih berlangsung,” ceritanya. (*)
Reporter : Aguz Pabika
Sumber : tabloidjubi.com