Jayapura, nirmeke.com – Menyikapi berbagai kondisi dan fakta yang memprihatinkan pada beberapa tahun belakangan ini di wilayah Wamena, khususnya di wilayah Wouma komitmen dari seluruh masyarakat, tokoh-tokoh adat, gereja dan pemerintah mengelar Musyawarah Besar Tiga Tungku Adat, Gereja dan Pemerintah di wilayah Wauma tahun 2019.
Mubes dimuai dan berlangsung pada senin, 7 Januari dengan ditandai pemukulan Tifa oleh Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogoby di lapangan Sepak Bola Wouma yang diakhiri dengan penyerahan bantuan dana senilai 30.000.000,- kepada tim kerja Mubes Tiga Tungku.
Kordinator Tim Kerja Kaitanus Ikinia mengatakan Mubes tersebut lahir karena kerusakan lingkungan dan tingkat kriminalitas yang tinggi, maka para pemuda dan mahasiswa Wouma di beberapa Kota studi di Indonesia telah mewacanakan perlunya digelar sebuah forum musyarawah guna menata dan mengamankan semua problematika yang ada. Kamis, (17/01/2019).
“Dari hasil sosialisasi itu, telah dilahirkan suatu dorongan dan komitmen dari seluruh masyarakat, tokoh-tokoh adat, gereja dan pemerintah bahwa Mubes sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan sesegera mungkin. Oleh karenanya pada saat itu disepakati Mubes harus dilakasanakan pada tanggal 7-8 Januari bertempat di lapangan sepak Bola Wouma. Mubes dimaksud pun terlaksana dengan sukses atas kegigihan para pemuda Wouma yang militan dan disiplin. “
Lanjutnya ouput dari Musyawarah Besar dimaksud telah dibahas dan ditetapkan aturan untuk menertibkan berbagai isu-isu krusial yang menjadi momok kekhawatiran seluruh masyarakat wilayah Wouma bahkan seluruh masyarakat Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Sementara itu sekretaris Mubes Tince Asso menyampaikan point-poin krusial yang dibahas dalam Mubes tiga tungku yang berlangsung selama 2 hari tersebut.
“diantaranya isu kependudukan, isu lingkungan, isu keamanan dan HAM, isu Miras, Togel dan Narkoba, isu budaya dan isu hukum,” katanya.
Kata Tince, point-point di atas tersebut menyikapi berbagai kondisi dan fakta yang memprihatinkan pada beberapa tahun belakangan ini di wilayah Wamena, khususnya di wilayah Wouma yang sudah mencapai klimaksnya sehingga dengan forum musyarawah guna menata dan mengamankan semua problematika yang ada. (*)