Jayapura, nirmeke.com – Solidaritas pemuda gereja Papua (Gidi, Baptis, Kingmi, Katolik dan GKI) menggelar ibadah kebaktian kebangunan Rohani (KKR), Doa dan Sumbangan kasih berupa bahan makanan pokok dan pakaian layak pakai untuk Nduga.
Ibadah tersebut diselenggarakan di STT STAKIN Sentani pada Minggu, (13/01/2019). Pdt. Benny Giyai selaku ketua sinode KINGMI Papua mengatakan, di bulan April sampai Juni ada sekitar 104 lebih anak meninggal di Deiyai di Papua uang banyak tetapi kita terus mengalami susah.
“Perubahan, krisis, konflik, kematian, ini ada yang bermain. Hari ini kami berkumpul karena masyarakat kami yang ada di Nduga sedang menderita dan trauma terhadap TNI/Polri, bulan januari tahun 1996 terjadi operasi militer di Mapenduma penyanderaan, Presiden Soeharto dan ipar manantunya Prabowo Sugianto perintah untuk Operasi Militer maka banyak masyarakat yang melarikan diri ke hutan dan mati disana,” kata Pdt. Benny.
Ia mengucapkan terima kasih atas langkah yang telah buat oleh departemen pemuda Papua untuk menyelenggarakan ibadah dan sumbangan kasih dalam rangka masyarakat yang ada di Nduga sedang berada di hutan mengalami kelaparan, merasa trauma dan sebagainya.
Sementara itu Persiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo, mengatakan dalam sambutannya, ia melihat pemuda-pemudi yang hadir pada kesempatan ini dari berbagai departemen (GIDI, Baptis, KINGMI, Katolik, GKI dan juga GBI, GPDI, ADVENT) sangat luarbiasa pemuda adalah tulang punggung gereja dan masa depan Papua.
“Pesan saya pada kesempatan ini, khusus untuk pemuda-pemudi jangan berdiri diatas Gereja GIDI, Baptis, KINGMI, Katolik, GKI, GBI, GPDI, ADVENT tetapi berdirilah di atas firman Tuhan. Saya percaya bahwa jika pemuda-pemudi berdiri diatas firman Tuhan maka jemat kita akan aman.”
Kata Pdt. Dorman, Papua ini musti harus berbasis Gereja, mau melayani harus berbasis gereja, mau bekerja harus berbasis gereja maka orang Papua akan sukses, orang Papua pasti akan maju. Tetapi kalau semua orang Papua keluar dari firman Tuhan, maka lebih banyak kita mati dan waktu umur masih mudah cepat mati.
“Saya percaya betul pada waktu itu kasus Tolikara kebetulan saya sama-sama dengan salah satu penasehat (Benyamin Berger) ia mengatakan “Pak Dorman? Kalau ingin maju untuk masa depan, didik saja 5 orang maka dari 5 orang itu akan mempengaruhi 50 orang, jika didik 50 orang maka dari 50 orang itu akan mempengaruhi 100 orang, jika didik 100 orang maka dari 100 orang itu akan mempengaruhi 1000 orang”.
Tetapi saya melihat hari ini bukan 1000 orang tetapi lebih dari itu yang ada dalam rungan ini maka saya sangat bangga. Saya biasanya dengar bahwa “orang Eropa bilang orang Asia bodok, orang Asia bilang orang Indonesia bodok, orang Indonesia bilang orang Papua bodok, orang Papua pantai bilang orang gunung bodok, nanti orang gunung bilang siapa yang bodok?” tetapi saya mau katakan bahwa tidak ada orang bodok di dunia ini, orang yang bodok adalah orang-orang yang tidak memiliki Yesus sebagai juruselamat.
Ia mengatakan Tahun 2019 ini tantangan yang cukup besar maka kita perlu ada pemulihan ketika pemuda-pemudi dari 5 departemen (GIDI, Baptis, KINGMI, Katolik, GKI) masing-masing ingin menyelenggarakan kegiatan kebangunan rohani kami siap mendukung dan jalan sama-sama.
“Saya melihat kesatuan, kebersamaan, semangat yang bangun di provinsi ini musti harus bawah lagi taruh di kabupaten-kabupaten yang ada di daerah disana supaya mereka juga bisa,” tegasnya.
Kami meminta dukungan doa dari berbagai pihak karena saat ini orang belum bisa masuk di daerah Nduga namun kami bersama 5 departemen pemuda Ppapua akan berusaha untuk mengantarkan sumbangan ini sampai ke Nduga.
Yadinus Mabel selaku ketua departemen GIDI mengatakan, untuk kedepan kalau ada kegiatan ibadah begini kedepan kita jalan sama-sama salah satunya teman-teman kita yang di Nduga saat ini dan apabila ada ditempat lain lagi maka kami terus mengadakan ibadah serta sumbangan-sumbangan seperti kali ini.
Ketua departemen Pemuda Baptis Sepy Wanimbo mengatakan, pemuda sudah jadi satu dan kita bangkit melawan penindasan, keburukan yang terjadi di Papua ini. Pemuda jangan pernah takut perubahan ada di pundak pemuda karena injil akan terjadi perubahan di Papua jika bukan karena injil tidak akan terjadi perubahan itu.
“Kita harus saling mendukung untuk selamatkan generasi papua ini, untuk itu kita harus mendukung dalam doa.”
Ketua departemen GKI Edison Sekenyap mengajak mari pemuda papua kita bersatu dan kita maju membangun sebuah gerakan pemuda.
“Kami harap untuk teman-teman pemuda ditingkat klasis maupun wilayah agar mendukung forum yang kita sedang berusaha membuat sebuah struktur organisasi dengan anggaran dasar dan anggaran tumah tangga. Diharapkan kita bangun forum pemuda papua yang kita bangun ini terus berjalan dan bisa mempersatukan kita semua dan membangun Papua ini,” katanya. (*)