Jayapura, nirmeke.com – Berhubungan Pengeboman dari Aparat gabungan TNI, Polri di Kampung Mbuah, dan Jigi di Kabupaten Nduga, Hari ini 26 Desember 2018, pukul 18:00-20:30 WIB. kami melakukan aksi di Taman Aspirasi depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, bahwa kami ikut trut berduka terhadap keluarga kami di Nduga.
Ketua IPMNI se – Jawa Bali Darson mengatakan;
Pada tanggal 02-03 Kontak senjata dari TPN-PB Kepada Pekerja Trans Nduga di kampung Jigi Kab. Nduga yang mengakibatkan korban karyawan dari PT. Istaka 9 orang dan, banyak petinggi negara yang mengencam antara lain, Pangdam XVII Cendarawai, Menkopolhukam, Wiranto, Serta Presiden RI Jokowi, dan Kapolri Tito dengan dalil bahwa korban Penembakan dari TPN-PB Jumlah 31 Orang Padahal 31 Orang Merupakan Jumlah Karyawan PT. Istaka 3 untuk memperkuat serangan terhadap TPN-PB pihak pemerintah menguatkan stakmen dengan berbagai pengencaman, serta pengiriman akses aparat yang berlebihan ke Nduga.
Pihak penegak hukum masih menutupi apa yang sedang terjadi di tanah Papua khusus di Kabupaten Nduga di kampung Mbua dan Jigi telah melakukan Pengeboman dengan bom jenis porpous, dimana media BBC menjelaskan realitas di Nduga pemerintah berdalih masih menutupi dan Menkopolhukam menyatakan saya sudah tiba disana tidak ada pengemanan padahal jelas ada pengeboman. Pemerintah pusat telah melakukan HOAX terhadap persoalan yang sebenarnya untuk Nduga. Hal ini terlihat public sudah terlajut konsumsi pernyataan sepihak dari pihak aparat dan media nasional masih saja publikasi dengan isu HOAX tidak ada media yang menyeimbagi informasi Nduga, padahal aparat mengunakan bom dan senjata menewaskan 6 orang warga sipil Nduga.
Ketika 7 masyarakat Nduga yang korban pengeboman tidak ada media nasional yang meliput persoalan di daerah dan Pemerintah daerah telah membentuk tim independen dari kalangan LSM, Pekerja HAM, DPRD, dan Pengacara Masih saja para aparat menolak dan masih perang opini antara pemangku kepentingan. Padahal masyarakat Nduga yang sudah lari kehutan karena tidak nyaman sudah tiga minggu bagaimana mereka ini makan sementara pihak aparat masih mendorop di Nduga ketika aparat masih menguasai beberapa daerah di Nduga masyarakat takut balik ke tempat tinggal, karena dibilang anggota TPN-PB dan tekut ditembak mati dari aparat.
Tim evakuasi Pemerintah Kabupaten Nduga yang terdiri dari Wakil Bupati Nduga, Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Nduga, Wakil Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua, Anggota MRP, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di Bidang Kemanusiaan – HAM, Mahasiswa dan Tokoh Intelektual suku Nduga menyatakan tiga korban tewas yang ditemukan di distrik Mbua bukan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). “Nikson Umanggen (18), Mentus Nimiangge (18) dan Mianus Lokbere (35) adalah warga sipil di Mbua. Mereka tidak ada hubungannya dengan kelompok Egianus Kogoya. Ini berdasarkan kesaksian keluarga tiga korban itu.”
Sampai hari ini aparat kuasai Mampeduma dan satu orang masyarakat sipil dapat tembak dari aparat, masyarakat sudah lari kehutan tidak pulang-pulang karena aparat sudah kuasai. Jadi jumlah korban sampai hari ini 8 orang yang kami bisa temukan dan akses informasi masih tertutup karena aparat tidak ijinkan wartawan nasional maupun internasional tidak bisa masuk, apalagi beberapa tim yg dibentuk oleh gubernur Papua, kami ketahui bahwa aparat sedang menutupi persoalan Nduga yang sebenarnya.
Kami mengutuk keras terhadap Kegiatan Kapolda yang melakukan natal di Mbuah semata -mata mereka hadir seperti penyelamat padahal mereka sebagai pelaku pengeboman saya sebagai anak asli Nduga sakit hati diatas penderitaan aparat sedang berpestapora seakan mereka menutupi kejahatan yang telah dilakukan oleh aparat.
Tujuan daripada kegiatan ini kami ingin merayakan natal dengan damai kasih karena kami tidak ingin ada warga sipil korban terhadap pengoperasian aparat yang berlebihan di Nduga, kami ingin merasakan turut sakitnya dihari raya natal ini untuk saudara, orang tua kami di Nduga. Biarkan mereka rayakan natal dengan damai kasih. maka kami solidaritas #Save Nduga mengadakan Pemasangan Lilin dan Doa bersama untuk menghayati berlansungkawa terhadap sudara kami yang telah berpulang terdahulu.
Adapun Ttuntutan kami dalam Aksi Solidaritas #Save Nduga ” BIARKAN DORANG NATAL DENGAN DAMAI ” Sebagai Berikut:
- Mendukung Pemprov Papua, DPR Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP), Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LSM, Komnas HAM membentuk Tim Independen.
- Meminta PBB untuk mendatangkan team Independen melakukan Investigasi kasus di Nduga.
- Pemerintah RI segera mencari Solusi Dialog persoalan masalah Papua daripada melakukan pendekatan militer,
- Pemerintah Jokowi-Jk segera tarik aparat gabungan dari Nduga dan segera membuka akses Jurnalis Independen asing maupun Nasional di Nduga.
- Aparat gabungan Tni/Polri menahan diri dan menjamin hak hidup masyarakat sipil Papua di Nduga.