SOLIDARITAS PELANGGARAN HAM UNTUK PAPUA
“DOA dan PEMASANGAN LILIN”
(Memperingati 70 Tahun Hari HAM Se-Dunia dan Memperingati 57 Tahun Pelanggaran HAM di tanah Papua)
Sejak 1961, Pelanggaran HAM terus terjadi di tanah Papua. Banyak korban nyawa yang berjatuhan; rakyat Papua kehilangan sanak-saudara, harta benda dan lebih utama adalah hak-hak hidup rakyat Papua. Walaupun Hak hidup dijamin oleh Deklarasi Universal HAM yang diproklamirkan pada 10 Desember 1948 dan diratifikasi oleh pemerintah Indonesia, namun pemerintah Indonesia tidak melindungi, menjamin dan mencegah terjadinya perampasan Hak Hidup Orang Papua.
Pelanggaran HAM terus terjadi melalui tindakan aparat Negara (TNI/POLRI) yang mengorbankan nyawa orang Papua. Sebagai bentuk Keprihatinan dan Solidaritas bagi para korban Pelanggaran HAM di tanah Papua. Solidaritas Pelanggaran HAM melakukan Kegiatan Aksi:
1). Doa,
2). Pemasangan Lilin dan,
3). Nonton Video Dokumenter Paniai Berdarah, 08 Desember 2018.
Aksi dilakukan dalam rangkah memperingati 70 tahun Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember 1948 – 10 Desember 2018 dan 57 Tahun Pelanggaran HAM di tanah Papua, 1961-2018. Tempat kegiatan adalah Lingkaran Abepura, jam 17.00 – 21.00 Waktu Papua.
Berikut Pernyataan Sikap:
PERNYATAAN SIKAP
SOLIDARITAS PELANGGARAN HAM UNTUK PAPUA
KAMI TIDAK LUPA…!!!
Semua Kekerasan Negara
Kami Tidak Lupa…!!! Kami Tidak Lupa…!!! Dan Kami Tetap Tidak akan Lupa …!!!
Kami Tidak Lupa…!!!
Peristiwa-peristiwa kekerasan Negara sejak tahun 1961, yang dimulai dengan pemakluman TRIKORA oleh Presiden Soekarno dan diikuti dengan Operasi-Operasi Militer, antara lain:
- Operasi Sadar (dimulai 27 September 1962 sampai 15 November 1962)
- Operasi Wisnamurti (dimulai 5 Januari 1963) Operasi sadar (mulai tanggal 3 Agustus 1965 sampai tahun 1967) untuk menumpas OPM
- Operasi wibawa (dimulai tanggal 22 Februari 1969)
- Operasi Pamungkas
- Operasi Sapu bersih I dan II
- Operasi Koteka (Pembantaian tahun 1977)
- Operasi Galang I dan Galang II (1983 – awal tahun 1984)
- Operasi Tumpas yang dilaksanakan dibawah Komando Pasukan Kopasanda (Kopasus)
Kami Tidak Lupa …!!!
Kekerasan Negara melalui Operasi militer yang mengakibatkan Rakyat sipil kehilangan harta benda, kehilangan nyawa dan terjadi pengungsian besar-besaran.
Kami Tidak Lupa…!!!
Tragedi Byak Berdarah (1998). Kami Tidak Lupa Tragedi Wamena Berdarah (2000), Kami Tidak Lupa Tragedi Wasior Berdarah, Kami Tidak Lupa Pembunuhan Tokoh-Tokoh Papua dan masih banyak lagi tragedi kemanusiaan di tanah Papua yang dikategorikan sebagai Pelanggran HAM dan tidak pernah diselesaikan oleh Negara.
Pada hari ini, Kami Tidak Lupa, Peristiwa Oneibo Berdarah (Deiyai, Agustus 2017).
Hari ini, tepat 08 Desember 2018, Kami Tidak Lupa….!!!
Peristiwa Paniai Berdarah yang terjadi pada 08 Desember 2014, mengakibatkan 4 orang siswa meninggal dunia. Atas semua Peristiwa ini, Kami Tidak Lupa…!!! Janji JOKOWI untuk menuntaskan Pelanggaran HAM di Papua.
Maka pada hari ini, 08 Desember 2018, Kami menyatakan bahwa:
- Pemerintah Indonesia Harus Bertanggungjawab Atas Semua Peristiwa Kejahatan Kemanusiaan di West Papua yang dilakukan oleh Negara sejak tahun 1961 – 2018.
- Segera Menarik Militer (organik dan non organik) di seluruh teritorial West Papua.
- Meminta PBB melalui Dewan HAM untuk menginvestigasi Pelanggaran HAM yang terjadi di West Papua sejak tahun 1961 sampai 2018.
- Segera Membuka Akses Jurnalis Internasional di West Papua.
- Hak Menentukan Nasib Sendiri adalah Solusi Penyelesaian Persoalan West Papua.
Demikian Pernyataan Sikap
KAMI TIDAK AKAN LUPA …!!!
Tabi, West Papua, 08 Desember 2018
Mamta
(…………………………………………………) |
Saireri
(…………………………………………………….)
|
Mee-pago
(………………………………………………….)
|
La-pago
(…………………………………………………..) |
Doberai
(……………………………………………………) |
Anim – Ha
(……………………………………………………)
|
Bomberai
(…………………………………………….)
|