Jayapura, nirmeke.com – Asrama ini diharapkan kedepan dapat menunjang studi mahasiswa sehingga melalui Pemda Yalimo bekerja sama dengan pengurus GKI merehap kembali asrama Pendeta Silas Liboran Padang Bulan Abepura, Papua.
Hal tersebut dikatakan bupati Yalimo Lakeus Peyon usai mengikuti penguntingan pita asrama dan perayaan natal bersama mahasiswa Yalimo di asrama Liboran, Kamis (6/12/2018).
“Tahun ini kami rehap asrama Liboran dan kami juga ada bangun asrama di Balim-Yalimo,” kata bupati.
Lanjutnya, usai merenovasi (rehap) oleh Pemda Yalimo, asrama ini kembali akan diserahkan ke gereja sebagai pemilik aset Gereja Kristen Injili di tanah Papua karena secara simbolis pemerintah sudah serahkan baik pengelolaan akan di lakukan oleh gereja.
“Pemerintah hanya membantu merehap saja lalu dikembalikan ke gereja, namun ada asrama-asrama pemerintah yang lain seperti di Jayapura ada asrsama Maniek Waena semua sudah menjadi tanggung jawab pemerintah baik makan, minum, uang makan, listrik, wifi dan lainnya,” kata bupati.
Sama halnya dengan kontrakan-kontrakan mahasiswa yang lain ada di kota studi luar Papua. Hampir ada 11 kontrakan, dan semua itu masih di bawah pengawasan dan tanggung jawab pemerintah.
“Kedepan komunikasi kami sudah baik dengan pengurus gereja, pemerintah akan bantu juga biaya makan-minum untuk asrama milik gereja,” katanya.
Kata bupati, berdasarkan data terakhir penerima bantuan studi akhir, mahasiswa Yalimo di seluruh kota studi di Papua dan luar Papua hampir mencapai 3 ribuan.
“Di Manokwari tanah sudah ada, tinggal tahun 2019 pemerintah akan bangum asrama permanen,” katanya.
Sebagai daerah pemekaran baru, Bupati mengajak Pemda untuk memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa karena di wilayah lain SDM sudah cukup maju karena di dukung keluarga dan ini akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
Linder Faluk selaku panitia menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah merenovasi asrama serta memberikan bantuan guna menyukseskan perayaan ibadah natal bersama mahasiswa Yalimo di kota studi Jayapura.
“Dengan gedung yang baru ini penghuni dapat masuk dengan arahan sinode GKI sebagai penanggung jawab karena asrama ini aset gereja,” katanya.
Renovasi asrama yang berjalan 9 bulan ini dengan 21 kamar tidur dan satu kamar 4 mahasiswa (penghuni). Sesuai dengan mekanisme, setelah renovasi akan di atur oleh pengurus dan penguni akan di data ulang untuk masuk menempati asrama.
“Di asrama Liboran, ada mahasiswa dari Yalimo, Wamena, Mamberamo dan Yahukimo dan setiap kamar di bagi selang seling agar berbaur dengan teman-teman lain dari daerah lain sehingga tetap tercipta kebersamaan, kekompakan sebagai satu mahasiswa,” katanya. (*)
Editor : Admin