Jayapura, nirmeke.com – Kamar Adat Pengusaha Papua (KAP) mengelar Pameran akbar di depan kantor gubernur provinsi Papua dengan tema Kebangkitan Ekonomi Rakyat Orang Asli Papua yang di hadiri ratusan pedangang dan pengusaha orang asli Papua dari penjual noken, aksesoris Papua, kulit kayu, ukiran kerajinan tangan hingga stand kopi Papua dari berbagai daerah.
Tak ketingalan komunitas Papuansphoto juga ikut serta dalam pameran foto-foto dengan tema Kebangkitan Ekonomi Rakyat Orang Asli Papua.
Hendrik Rewapatara anggota komunitas Papuansphoto menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus KAP Papua yang memberi tempat stand untuk memamerkan hasil karya mereka. Hasil pameran tersebut sesuai tema mengangkat ekonomi kerakyataan hasil dari aktifitas jualan mama-mama Papua di toko, pasar dan emperan toko.
“kami berharap dalam pameran ini, hasil dari usaha mama-mama Papua yang mereka lakukan selama ini baik di pasar dan emperan toko ini dapat membuka mata pemerintah untuk melihat mereka sehingga tergerak hati untuk memberdayakan mereka setara dengan pedagang non Papua dengan tempat yang layak,” kata Hendrik.
Pameran foto ini kata Hendrik, realita yang terjadi di sekitar kita yang di alami oleh mama-mama Papua dengan harapan pemerintah dan pihak terkait dalam membuka mata untuk merangkul mereka.
“foto yang di pamerkan dari seluruh wilayah tanah Papua yang di kirim para anggota Papuansphoto. Ada yang dari Biak, Wamena, Mamberamo, Timika, kota dan kabupaten Jayapura,” katanya.
Sementara itu Bastian Tebay anggota komunitas Papuansphoto juga berharap apa yang di pamerkan karya anak-anak Papua ini dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan di Papua agar setara dengan dengan yang ada di luar Papua.
“semoga kedepan pemerintah juga melihat komunitas seperti kami untuk selalu diikut sertakan untuk mengangkat kreaktifitas mama-mama Papua, dan kami juga terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung bersama komunitas kami,” kata Bastian.
Sementara itu Ronni Berotabui Papuanvideomakers menambahkan kebersamaan dirinya bersama komunitas Papuansphoto 8 tahun lebih dan karya anak Papua mulai berkembang hingga sekarang dalam konten audio visual dan tak perlu di ragukan lagi.
“karya anak Papua adalah karya asli dari kami komunitas Papuansphoto dan Papuanvideomakers yang menciptakan gambar apa adanya tanpa kita membutuhkan sebuah visual, grafik atau teori yang sangat bagus sekali untuk menghasilkan sebuah gambar cukup dengan alat yang sederhana kita bisa menyampaikan pesan secara natural kepada masyarakat public dan dunia bahwa inilah Papua lewat lensa,” kata Ronni.
Lanjutnya, kami terus belajar mengembangkan diri kami. karya anak Papua siapa yang akan melihatnya bila ivent seperti ini tidak melibatkan anak-anak Papua dan momentum seperti ini bersama KAP dan beberapa ivent yang lain sudah kami ikuti meskipun tidak begitu dipandang dan dikenal di kalangan umum.
“dengan harapan pemerintah Papua harus fokus dan melihat, bukan karena perlatan yang mahal serta teknik dan keahlian yang canggih tapi keberadaan yang ada untuk mengembangkan sebuah karya asli dari anak-anak negeri Papua di tanah Papua,” harapnya.
Komunitas Papuansphoto dan Papuanvideomakers lahir dan ada karena kami menghidupkan generasi audio visual grafis Papua.
sementara itu Apedius Motte pengunjung stand Papuansphoto mengatakan pemeran hasil karya anak Papua ini menunjukan keadaan real aktifitas sosial yang terjadi di masyarakat Papua dalam perekonomian kebiasaan mama-mama dulu hingga sekarang sehingga memiliki nilai tersendiri bagi para pengunjung.
“gambar ini secara tidak langsung menegur pemerintah untuk membuka mata melihat apa sebenarnya yang di butuhkan orang Papua? bagaimana memajukan ekonomi kerakyatan agar orang Papua juga bisa bersaing dengan pedaganga atau pengusaha non Papua,” katanya.
ia menambahkan ini bukan soal uang yang banyak tapi bagaimana memberdayakan mereka sesuai potensi usaha yang dimiliki orang asli Papua agar terus berkembang dan bisa bersaing di tingkatan nasional dan internasional. (*)
Editor : Admin
Sumber : Koran Jubi dan tabloidjubi.com