Albertho menjelaskan bahwa pada tanggal 19 November 2018 bertepatan dengan momentum pelantikan DPD KNPI provinsi Papua, ratusan anggota KNPB juga ikut di tahan saat mengikuti seminar memperingati Hut KNPB ke-X di asrama Pegunungan Bintang, Expo lalu di tangkap dan dibawah mengunakan mobil Dalmas ke Polres kota Jayapura.
“selaku ketua KNPI hanya pergi menjenguk kawan-kawan yang kebetulan warga Indonesia yang berbeda ideologi. Dini kami tidak berupaya untuk membebaskan karena itu bukan kewenangan kita karena itu kewenangan aparat, kita hanya mengatasnamakan manusia mengunjungi dan saya pikir ini hal yang logis dan rasional, maka saya minta kepada masyarakat dan pemuda untuk tidak memprovokasi dan mendramatisir hingga mempolitisir isu,” kata Alberto saat mengelar konfrensi pers di kantor DPD KNPI di Jayapura kota. Rabu, (21/11/2018).
Albertho menambahkan sebagai awal dari kepemimpinannya Janganlah ada perpecahan dan juga provokator mencemarkan nama baik di masyarakat karena hal ini tentu akan merugikan banyak pihak.
“Mari kita membangun kerukunan membangun masyarakat Papua dan membangun tanah Papua, jadi tidak ada perbedaan tendensi negatif yang kita munculkan dalam kunjungan tersebut saya kira kita perlu berpikir positif dan rasionalitas,” katanya.
Untuk itu ia meminta secara tegas kepada siapapun untuk tidak mengkotak-kotakan pemuda dengan berbagai pandangan yang liar.
“Dalam pengurusan baru, saya mengundang seluruh pemuda-pemudi Papua potensial mari kita bersama-sama dalam wadah rumah KNPI untuk membangun kepemudaan yang tentunya berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar 45,” tegasnya.
Albertho juga berharap kepada seluruh masyarakat, Pemuda dan tokoh intelektual Papua untuk terus mendampingi dan mendukung dengan memberikan masukan yang baik dan membangun KNPI agar kedepan lebih baik
“temui kami, tegur kami , nasihati kami, untuk kita membangun sebuah karakter bangsa lebih baik dengan hal positif dan rasional,” katanya.
Ia juga mengajak masyarakat Papua untuk tidak mempercayai media online yang tidak bertuan, berkantor, dan alamat link yang tidak jelas yang menyebarkan informasih Hoax.
Sementara itu Ricky Doga pemuda Papua berdomisili di kota Jayapura berharap hal-hal yang di sampaikan baik melalui media online tak bertuan dan media sosial lainnya tidak perlu di tangapi serius oleh pemuda dan masyarakat Papua karena mereka yang menciptakan hal tersebut merekalah provokator sebenarnya untuk merusak manusia Papua. (*)