Jayapura, nirmeke.com – Meningkatkan kreatifitas mahasiswa, kampus Istitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) tanah Papua mengelar kegiatan internal kampus sekaligus dalam rangka dies natalis kampus ISBI ke-4 di tanah Papua yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2018.
Hal tersebut di katakan Idabagus Gede Surya Peradanta, salah satu dosen pengajar di jurusan seni tari ISBI tanah Papua ketika di temui Jubi di ruang kerjanya di kampus ISBI tanah Papua, Expo, Selasa (9/10/2018), Abepura, Papua.
Kata Surya, Kampus ISBI mengadakan lomba yang bersifat internal yang di ikuti semua mahasiswa. Pertama lomba Seni tari dan musik, kedua lomba fhotography yang di selengarakan oleh jurusan Desain komunikasi visual (DKV), ketiga lomba mengikir di atas kayu di jurusan kriya, keempat lomba lukis dari jurusan seni rupa murni.
“Lomba tari ini kami selenggarakan untuk memancing kreaktifitas mahasiswa khususnya di jurusan tari untuk berkarya dan tampil. Meskipun kegiatannya bersifat internal sangat penting bagi mereka dalam pengembangan kreaktifitas anak-anak tari di Papua. Sama halnya juga dengan musik, mereka harus di beri ajang untuk tampil, harus di berikan ruang untuk berkreatifitas sehingga di bikinkan kegiatan seperti ini.”
Lanjutnyan semua jurusan yang ada di kampus ISBI tanah Papua kami selengarakan lomba agar semuanya terlibat aktif dan itu harapan kita bersama dan tahun depan akan kami buat dengan skala yang lebih besar.
Sementara itu Hendrik Karel Baransano Dosen Jurusan Seni Rupa Murni mengatakan dari program studi seni rupa murni, 6 mahasiswa mengikuti lomba melukis yang di beri tema umum Negeri di ufuk timur yang di bagikan kepada peserta lomba dari semester 7, 5, 3 dan 1.
“Kelihatan antusias dari mahasiswa dan hasil yang telah di capai luar biasa, walaupun ada yang baru semester satu tapi karya-karya mereka sangat memukau karena tidak mengunakan referensi atau objek bagaimana tema itu di kembangkan dengan kemampuan mereka dan hasilnya sangat memuaskan dan itu juga satu kebangaan bagi kami sebagai prodi juga.”
Kata Hendrik, dari tema ini kami berharap mahasiswa bisa mengekspresikan perasaannya tentang apa itu negeri di ufuk timur dan kelibatan tadi mereka melukis tanah Papua dengan kondisi selama ini yang mungkin kita rasakan atau si pelukis rasakan tertuang dalam lukisan dengan warna darah dan lainnya.
“Dari hasil lukisan, mereka mampu membaca tema dan situasi di Papua selama ini.”
Sementara itu Yanto Gombo perserta lomba lukis berharap kegiatan seperti ini tidak hanya di lakukan saat ivent-ivent tertentu saja sehingga dengan begini kami bisa mengukur kemampuan kami sampai dimana ketika di nilai oleh para juri dan itu akan memberikan satu masukan positif dalam kemajuan melukis kita.
Bagaimana saya mengekspresikan sekaligus meningkatkan kapasitas akan di ukur dari hasil karya kita saat ivent seperti ini dan ini juga bagian dari pengalaman agar kita lebih maju lagi kedepan,” kata Yanto. (*)