Jayapura, nirmeke.com – Kerja sama para pimpinan Papua baik MRP, DPRP dan Gubernur Papua dalam memproteksi orang asli Papua sangat di harapkan terutama putri-putri Papua dalam menempuh pendidikan di sekolah kedinasan.
Hal tersebut di sampaikan Soleman Puraro saat mengantar anaknya mendaftar IPDN melalui jalur Afirmatif di kantor MRP Kotaraja, Sabtu (8/9/2018). Jayapura, Papua.
“Kadang-kadang para pemimpin kami lebih memilih orang lain dari pada anak-anak asli Papua. Apakah mereka berpikir bahwa mereka tidak perlu di di berdayakan atau alasan apa ini yang kami binggung,” katanya.
Ia menambahkan pada saat seleksi IPDN berlangsung, mereka yang lolos di sana semua rambut lurus (non Papua), jadi salahnya dimana?
“Kami mau salahkan internal perguruan IPDN salah karena itu tanggung jawab ada pada bupati dan gubernur sebagai pengambil kebijakan meloloskan setiap orang yang bisa datang ikut tes di IPDN,” katanya.
mewakili para orang tua Soleman mengatakan kemungkinan besar anak-anak asli Papua yang tidak lolos (gugur) tersebut terjadi pada bagian tes kesehatan.
“Penyeleksian kesehatan kalau boleh jangan di Tentara punya rumah sakit, harus juga di lakukan di rumah sakit pemerintahan supaya ada keadilan (jujur) karena di situ tentara lebih cenderung meloloskan mereka punya orang dari pada orang Papua. Tentara lebih banyak bicara persatuan namun tidak menerapkan persatuan itu di dalam negara ini,” katanya.
Ia berharap apa yang di sampaikan para pimpinan MRP, DPRP dan Pemprov Papua agar di kawal terus dalam jalur-jalur penyeleksian dengan komitmen bahwa mereka yang harus lolos itu sesuai dengan Otsus dan harapan orang tua anak-anak kami di kemudian hari boleh bekerja untuk negeri ini.
Sementara itu, masih di tempat yang sama salah satu siswa asal kabupaten Asmat Bernadus Bisi, mengaku bersyukur atas tindakan MRP telah mengakomodir anak-anak asli Papua.
“Saya bersyukur karena MRP bisa memperhatikan kami anak-anak Papua untuk ikut tes IPDN lagi kami harap harus seperti ini karena itu hak kami,” katanya. (*)
Editor : Agus Pabika